REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Pati, LPBI NU Jawa Tengah serta PP LPBI NU baru-baru ini menggelar bhakti sosial di delapan kecamatan yang dilanda kekeringan paling parah.
Kekeringan di Kabupaten Pati meluas dari lima kecamatan menjadi delapan kecamatan. Wilayah dimaksud yakni Winong, Jakenan, Jaken, Batangan, Pucakwangi, Gabus, Tambakromo, Kayen bahkan beberapa desa di Kecamatan Kota juga terkena dampak kekeringan dan membutuhkan Bantuan air bersih.Untuk memenuhi delapan kecamatan tersebut, sekurang-kurangnya harus ada 40 tangki air yang dikirim.
Ketua PP LPBI NU, M. Ali Yusuf dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Jumat (6/11) mengatakan, bencana kekeringan dapat disebabkan berbagai hal. Salah satunya curah hujan yang jauh di bawah normal pada areal yang airnya telah dimanfaatkan secara maksimal atau pada musim kemarau panjang. Dari segi sosial, dampak yang ditimbulkan oleh bencana kekeringan berbeda dengan dampak bencana banjir, tanah longsor, tsunami, ataupun gempa bumi.
Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang cukup signifikan utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjadi terlalu lama bisa berdampak pada turunnya produksi tanaman dan merugikan petani. Selain itu, produksi pertanian yang rendah berakibat menurunnya kondisi pangan nasional bangsa dan menyebabkan stabilisasi perekonomian mudah goyah.
Hal lain yang bisa terjadi jika kekeringan terjadi terlalu lama adalah terganggunya sistem hidrolisis lingkungan dan manusia akan kekurangan air untuk dikonsumsi. Hal ini tentu sangat krusial sebab air merupakan salah satu unsur kehidupan yang mutlak tersedia untuk keberlangsungan hidup.