Sabtu 07 Nov 2015 08:52 WIB

Abu Vulkanik Rinjani Berbahaya, Warga NTB Diimbau Kurangi Aktivitas Outdoor

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indah Wulandari
Kepala Stasiun Meteorologi Selaparang Catur Winarti menunjukkan sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Barujari melalui telepon selular saat memantau aktivitas gunung di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Rinjani di Se
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Kepala Stasiun Meteorologi Selaparang Catur Winarti menunjukkan sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Barujari melalui telepon selular saat memantau aktivitas gunung di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Rinjani di Se

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas luar rumah. Hal itu untuk mengantisipasi dampak debu abu vulkanik anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari seperti iritasi dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

"Kita memang harus waspada pada saat ini terutama di Kota Mataram, kalau tidak perlu keluar rumah, jangan keluar rumah," ujar Kepala Dinkes NTB, Eka Junaidi kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (6/11).

Menurutnya, bagi masyarakat yang berkendara menggunakan sepeda motor maka lebih baik memakai masker dan kacamata. Sebab, debu abu vulkanik Gunung Baru Jari merupakan partikel kristal tajam dan berbahaya.

"Saat ini belum ada laporan yang terkena ispa tapi kemarin di KLU katanya ada yang kena tapi belum dapat laporannya," katanya.

Ia menuturkan, dampak apabila debu terhirup maka bisa menyebabkan terkena ispa dan bronkitis. Sementara, apabila debu mengenai mata maka lebih baik di cuci dan jangan digosok agar tidak terkena infeksi.

Eka mengatakan, telah mendistribusikan 2.000 lebih masker dan menyiagakan posko kesehatan di masing-masing puskesmas. "Saya sudah berkoordinasi dengan masing kepala dinas. Mereka siap siaga terutama di KLU dan Lombok Tengah," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement