REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Indonesia, Budi Bowoleksono mengakui adanya penggunaan perusahaan lobi dalam dunia politik di Amerika Serikat. Namun, Indonesia diakuinya tidak menggunakan cara tersebut untuk berhubungan dengan AS.
"Meskipun lobbyist merupakan bagian dari kehidupan politik di Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia sejak dilantik pada Oktober 2014 tidak pernah menggunakan lobbyist di Amerika Serikat," katanya melalui siaran pers, Sabtu (7/11).
Pernyataan tegasnya itu disampaikan guna menyikapi artikel yang berjudul Waiting in the White House lobby oleh Michael Buehler tanggal 6 November 2015.
Ia mengatakan, spekulasi yang menyatakan bahwa pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Barack Obama difasilitasi oleh lobbyist seperti yang tertulis dalam artikel sangat tidak berdasar.
Menurutnya, Obama telah mengundang Joko Widodo ke Amerika Serikat sejak pertemuan pertama mereka di sela-sela pertemuan APEC Beijing pada November 2014.
Sejak itu, ia melanjutkan, sesuai instruksi Menlu Indonesia, KBRI Washington DC telah mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat baik menyusun program maupun memastikan hasil yang konkrit dari kunjungan.
"Untuk menciptakan momentum Presiden Indnesia, KBRI memfasilitasi berbagai kunjungan Pejabat Indonesia ke Amerika Serikat maupun Pejabat AS ke Indonesia," ujarnya.
Ia bertemu setidaknya dengan hampir 100 anggota Kongres dan Senator AS untuk menjelaskan arti penting kunjungan dan meminta dukungan suksesnya kunjungan Presiden Jokowi.
Dalam mempersiapkan kunjungan, pihak KBRI selalu melakukan konsultasi dengan Menteri Luar Negeri dan Kepala Staff Kepresidenan yang kemudian menjadi Menko Polhukam. Konsultasi dilakukan agar kunjungan Presiden Indonesia dapat menghasilkan hal-hal konkret, baik yang bersifat strategis maupun komitmen bisnis sesuai kepentingan nasional Indonesia.
Menanggapi kunjungan Kepala Staff Kepresidenan pada Maret 2015, Budi mengaku kunjungan tersebut merupakan bagian dari berbagai kunjungan Pejabat Indonesia ke AS untuk menciptakan momentum menuju kunjungan Presiden.
"Secara khusus, satu bulan sebelum kunjungan Presiden RI, Menlu RI melakukan pertemuan dengan Menlu Kerry yang secara khusus membahas persiapan kunjungan termasuk hasil konkrit kunjungan Bapak Presiden," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Kedua Menlu mengumumkan secara resmi kunjungan Presiden RI ke Amerika Serikat pada tanggal 26 Oktober 2015.