REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Guru besar Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin Prof MP Lambut berpendapat, Kalimantan Tengah kini menjadi bagian 'Kerajaan Malaysia'.
Pendapat putra Indonesia kelahiran Kalimantan Tengah (Kalteng) itu sebagai sebuah kritik sosial dan ekonomi yang dia kemukakan pada Seminar Nasional Jejak Langkah Pengabdian Ir Pangeran Mohammad (PM) Noor di Banjarmasin, Sabtu (7/11).
"Mengapa Kalteng seakan Kerajaan Malaysia? Karena perkebunan kelapa sawit di 'Bumi Isen Mulang' itu dari orang-orang Malaysia," ujar dosen berusia 83 tahun tersebut.
Putra Dayak Ngaju Kalteng itu menyayangkan kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit dari orang-orang negeri jiran tersebut karena terkesan meminggirkan penduduk asli, bukan meningkatkan kesejahteraan warga setempat atau sekitar perkebunan.
"Semestinya, kehadiran perusahaan asing justru meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat, terlebih bagi penduduk asli," ujarnya.
Dosen Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unlam itu berharap, agar pemerintah memperhatikan terhadap perusahan asing yang seakan menjadi tuan di negeri ini, dan penduduk setempat yang terkesan sebagai tamu di negerinya sendiri.
Mengenai pengusulan almarhum Ir Pangeran Mohammad (PM) Noor, keturunan dari Kerajaan Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) supaya mendapatkan anugerah gelar Pahlawan Nasional, menurut dia, tak ada alasan bagi pemerintah RI untuk tidak mengabulkannya.
Pasalnya sepak terjang dan kiprah perjuangan PM Noor cukup jelas, bukan cuma untuk Kalsel atau Kalimantan, tapi pada dasarnya bagi negara dan bangsa Indonesia, demikian MP Lambut.