Ahad 08 Nov 2015 02:05 WIB

Banjir Lahar Dingin Sinabung tak Bisa Dihindari

 Pengendara melintas saat hujan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Brastagi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (26/6).  (Antara/Irsan Mulyadi)
Pengendara melintas saat hujan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Brastagi, Karo, Sumatera Utara, Jumat (26/6). (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, sering terjadi dan melanda sejumlah desa yang berada di kaki gunung berapi itu, kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Matius Sembiring.

"Jika intensitas hujan turun lebat di daerah Gunung Sinabung, maka dipastikan banjir lahar dingin akan terjadi," kata Matius dihubungi dari Medan, Sabtu (7/11).

Banjir tersebut, menurut dia, tidak hanya menghancurkan rumah-rumah penduduk, lahan pertanian warga, tetapi juga merusak jembatan penghubung desa, dan material berupa lumpur, gelondongan kayu serta batu besar menutup badan jalan di daerah itu.

"Akibat seringnya terjadi banjir lahar dingin tersebut, dikhawatirkan sarana transportasi di beberapa desa akan putus, jalan cepat rusak, serta petugas Dinas PU Karo terpaksa harus bekerja keras membersihkan," ujar Matius.

Dia menjelaskan, desa-desa yang sering dilanda banjir lahar dingin itu, yakni Desa Kutambaru, Desa Perbaji, Desa Sukatendel dan desa lainnya yang berada di Kecamatan Tiganderket. Desa yang mengalami banjir tersebut hanya berjarak 6 hingga 7 kilometer dari kaki Gunung Sinabung dan lokasi itu juga rawan terkena lintasan awan panas serta debu erupsi Gunung Sinabung.

Oleh karena itu, katanya, masyarakat yang berada di desa tersebut harus tetap mewaspadai banjir lahar dingin dan juga awan panas erupsi Gunung Sinabung yang setiap saat mengeluarkan debu.

"Warga Karo saat ini mengalami dua bencana akibat fenomena alam, yakni erupsi Gunung Sinabung dan banjir lahar dingin yang sangat berbahaya," kata Matius.

Banjir lahar dingin Gunung Sinabung yang melanda Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo (4/11) merusak ratusan hektare ladang warga yang mayoritas ditanami jeruk dan coklat, belasan rumah, serta menhganyutkan dua mobil. Banjir juga menghanyutkan bongkahan batu dan gelondongan kayu yang berasal dari puncak Gunung Sinabung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement