REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan bahwa erupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat memengaruhi kegiatan ekonomi di daerah itu, di antaranya terganggunya sektor pariwisata dan kegiatan pemerintah.
"Ekonomi terganggu, semua terganggu. Ini kan bencana alam. Kita tidak bisa blok di udara biar abunya tidak ke sini, itu tidak bisa," ucap Pastika ditemui di Podium Bali Bebas Bicara di Renon, Denpasar, Ahad (8/11).
Mantan Kepala Polda Bali itu memahami terganggunya kegiatan ekonomi masyarakat secara singkat itu, mengingat hal tersebut merupakan peristiwa alam yang tidak bisa dibantahkan. Namun, belum diketahui jumlah kerugian material yang disebabkan oleh peristiwa alam itu karena sejumlah aktivitas ekonomi, pariwisata dan kegiatan pemerintahan dibatalkan.
Sementara itu aktivitas di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung, sudah berangsur normal. Sejumlah penerbangan yang sebelumnya membatalkan penerbangan, kini sudah beroperasi normal.
Bahkan sebanyak 10 maskapai internasional sebelumnya menyiapkan jadwal penerbangan tambahan untuk mengakomodasi ribuan penumpang rute internasional yang tertahan di Bali menuju sejumlah kota di sejumlah negara.
Sebelumnya bandara ditutup mulai Selasa (3/11) mulai pukul 19.30 hingga 23.30 WITA dan dibuka kembali pada Kamis (5/11) pukul 14.30 WITA. Penutupan itu berdasarkan pengamatan dari BMKG dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin, Australia yang menyatakan bahwa abu vulkanik anak Gunung Rinjani itu mengarah ke barat atau menutupi kawasan udara di Bali.
Akibatnya, lebih dari 692 jadwal penerbangan kedatangan dan keberangkatan baik domestik maupun internasional di bandara setempat terpaksa dibatalkan dan menyebabkan puluhan ribu calon penumpang tertahan di bandara.