REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan luar negeri Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengatakan pemerintah harus segera menelusuri kebenaran isu penggunaan makelar dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Barack Obama beberapa waktu lalu.
Dia menilai temuan dosen ilmu politik Asia Tenggara di School of Orietal and African Studies di London, Michael Buehler itu memiliki data yang meyakinkan.
"Dia tak hanya bicara soal broker singapura yang menjadi juru lobi antara Indonesia dan AS, tetapi juga lobi antara Australia dan AS, bahkan dia mampu menguak hubungan broker Singapura dengan Menkopolhukam Luhut Pandjaitan," ujar dia kepada Republika.co.id, Ahad (8/11).
Meski Kementrian Luar Negeri telah membantah penggunaan broker tersebut, Kemenlu perlu bekerja sama denan BIN untuk menyelediki kasus ini. Karena masalah ini bukan masalah biasa menyangkut penggunaan uang rakyat Rp 1,4 miliar.
Menurutnya, jika pemerintah Indonesia benar-benar menggunakan jasa broker, Jokowi sama saja mengkhianati janjinya untuk membuat tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Dia juga telah melanggar aturan dengan penunjukkan langsung tanpa proses tender sebuah kontrak yang bernilai tinggi ditengah kondisi ekonomi yang buruk.