REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Desa Sembalun Bumbung, Kabupaten Lombok Timur, Mutaharlin, menyebutkan sebaran abu vulkanik yang terpantau pada Ahad (8/11) pagi, mengarah ke timur dari pusat letusan dengan kecepatan rendah.
Dia juga memaparkan kondisi aktivitas Gunung Barujari mengalami penurunan ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo maksimum 36 milimeter, atau lebih rendah dibanding hari sebelumnya maksimum 55 milimeter dengan tinggi letusan mencapai 2.500 meter.
"Sekarang tinggi letusan hingga 1.400 meter, sehingga status Gunung Barujari masih waspada (level II)," katanya, Ahad (8/11).
Gunung Barujari dengan ketinggian 2.376 meter dari permukaan laut (mdpl) dan berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani meletus pada 25 Oktober 2015, sekitar pukul 10.45 WITA, dan hingga saat ini masih mengeluarkan asap disertai abu. Gunung Barujari juga disebut sebagai anak Gunung Rinjani (3.726 mdpl) oleh masyarakat Pulau Lombok karena terbentuk di area Danau Segara Anak Gunung Rinjani pada 1944.