REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto memang telah lama terjadi. Penilaian selama 30 tahun kepemimpinan Soeharto yang dianggap buruk membuat penolakan pemberian gelar tersebut.
Pendiri LSM Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, berpendapat jika pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto, memang tetap akan sulit untuk dilakukan. Jangankan memberikan gelar pahlawan nasional, lanjut Ray, mengatakan Soeharto sebagai seorang pahlawan dirasa sangat sulit, khususnya melihat apa yang telah dilakukan selama memimpin Indonesia.
"Agak sulit rasanya menyebut Soeharto sebagai pahlawan," kata Ray kepada //Republika.co.id, Ahad (8/11).
Meski memimpin Indonesia selama kurang lebih 30 tahun, Ray merasa kepemimpin Presiden Soeharto tidak juga membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Menurutnya, hal itu diperparah dengan tindakan-tindakan pemerintahan Seoharto yang tidak memberikan penghormatan kepada para tokoh negara, termasuk kurangnya penghormatan kepada Presiden Indonesia pertama, Ir Sukarno.
Sumbangsih yang diberikan Soeharto selama memimpin negara, menurut Ray, jelas tidak bisa dibandingkan dengan efek negatif dari politik sentralistik yang diterapkan pemerintahan Soeharto.