REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) H Mohsen mengemukakan, keberangkatan para santri ke beberapa negara Asean merupakan penghargaan pemerintah atas komitmen dan kesungguhan para santri dalam menyukseskan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN)IV di Kalsel Juni lalu. Dia menyebut meskipun tradisi kepanduan datang dari Barat yang sekuler, di pesantren tradisi dalam wujud gerakan pramuka itu mampu bermetamorfosis menjadi wahana pembinaan para santri. Pembinaan ini termasuk untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan santri.
Sementara itu Wakil Kepala Kwarnas Pramuka, Kodrat, meminta para pramuka santri mencatat semua pengalamannya selama perjalanan. Dia berharap para anggota pramuka santri bisa mendokumentasikannya dengan baik, dan kemudian menerbitkannya menjadi sebuah buku.
"Hal-hal menarik yang ditemui di negara-negara lain itu penting dicatat agar bisa menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya," kata Kodrat., Senin (9/11).
Dia menambahkan Indonesia mempunyai peran besar memindahkan kantor organisasi Dunia untuk Gerakan Pramuka (WOSM) dari Swiss ke Kualalumpur. Kantor WOSM ini akan menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi para pramuka santri.
Sedangkan Ketua Kontingen yang juga Andalan Nasional Bina Muda Kwarnas Gerakan Pramuka Mardhani Zuhri berharap pramuka santri mampu menjadi contoh dan teladan kepada dunia internasional tentang harmonisnya relasi Islam dan negara di Indonesia.
Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia harus menjadi contoh dalam menampilkan Islam rahmatan lil alamin. "Pramuka santri merupakan salah satu wujud harmonisnya relasi Islam dan negara," kata Mardhani.