Senin 09 Nov 2015 15:36 WIB

Sejarah Munculnya Pemalsuan Hadis (3-habis)

Rasulullah
Foto: fold3.com
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Alquran dan Hadis Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Prof Dr Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah mengungkapkan huru-hara yang memecah belah umat Islam dengan mendukung hawa nafsu dan mazhab terjadi pada tahun 40 Hijriyah.

Gerakan pemalsuan hadits terus berlanjut hingga membesar, sampai hadis mengalami bencana yang tidak sedikit. Menurut Prof Muhammad, masa ini dikenal dengan sebutan para sahabat kecil dan tabiin besar.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Mukaddimah Shahihnya dengan sanadnya dari Thawus, ia berkata, ''Orang ini --maksudnya adalah Busyair ibn Ka'ab-- datang kepada Ibn Abbas dan menceritakan hadits kepadanya. Maka, Ibn Abbas berkata kepadanya, ''Kembalilah kepada hadis ini dan ini.'

Dia pun datang kembali kepadanya. Lalu dia menceritakan hadis yang lalu. Maka Ibn Abbas berkata kepadanya, ''Kembalilah kepada hadis ini dan ini.'

Dia pun datang kembali kepadanya. Lalu, dia berkata kepada Ibn Abbas, ''Aku tidak tahu, apakah kamu mengetahui semua hadisku kecuali yang ini, atau kamu tidak mengetahui semua hadisku kecuali yang ini.''

Maka, Ibn Abbas pun berkata kepadanya, ''Sesungguhnya kami dulu menceritakan hadis dari Rasulullah SAW, ketika belum didustakan atas beliau. Lalu ketika manusia mengalami kesulitan dan kehinaan, kami berhenti menceritakan hadis-hadis dari beliau.'' ibn Abbas meninggal pada tahun 68 Hijriyah.

Imam Muslim meriwayatkan dari sanadnya dari Mujahid. Ia berkata, ''Busyair al Adawi datang kepada Ibn Abbas dan menceritakan hadits. Dia berkata, ''Rasulullah SAW bersabda....''

Tapi Ibn Abbas tidak mendengarkan hadisnya dan tidak pula memandang kepadanya. Maka dia berkata, ''Wahai Ibn Abbas, kenapa aku tidak melihatmu mendengarkan hadisku? Aku menceritakan hadis kepadamu dari Rasulullah SAW, sedang kamu tidak mendengarkan.''

Ibn Abbas berkata, ''Dulu, jika kami mendengar seorang laki-laki yang berkata, 'Rasulullah SAW bersabda...' maka mata kami dengan cepat mengarah kepadanya dan kami mendengarkannya dengan telinga kami. Lalu ketika manusia mengalami kesulitan dan kehinaan, kami tidak mengambil dari mereka kecuali yang kami ketahui.''

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement