Senin 09 Nov 2015 20:04 WIB

Fadli Zon: Suharto Tepat Jadi Pahlawan Nasional

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
  Pengunjung mengamati koleksi Museum Memorial HM Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pengunjung mengamati koleksi Museum Memorial HM Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan mantan Presiden Suharto tepat bila dijadikan pahlawan. Sebab, secara faktual dalam catatan sejarah dia punya sumbangan besar, terutama dalam perjuangan kemerdekaan.

‘’Jasa Pak Harto jelas dan tak bisa dibantah. Dia punya peran penting dalam perjuangan bangsa, seperti peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pak Harto juga adalah orang kepercayaan Jendral Sudirman dan bertindak sebagai pihak penghubung antara dia dengan para petinggi pemerintahan saat itu. Maka tepat bila dia jadi pahlawan. Kalau pun ada soal lain terkait peran Pak Harto itu di luar kurun tersebut, hal itu hanya soal politik, bukan soal kepastian data sejarah,’’ kata Fadli Zon di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (9/10).

Fadli mengaku untuk mencegah munculnya kontroversi setiap kali ada penetapan  gelar pahlawan, maka kriteria pengajuan serta syarat untuk menjadikan seseorang menjadi pahlawan, harus lebih diperjelas. Gelar pahlawan nasional sebaiknya hanya diberkan kepada mereka yang berkontribusi nyata dalam perjuangan kemerdekaan.

Dan bila nanti, kalau ada orang yang berjasa besar kepada negara tapi kurun perannya berada di luar masa perjuangan itu, lebih tepat diberi gelar pahlawan yang lain.

‘’Indonesia kini menjadi negara yang mempunyai pahlawan nasional paling banyak di dunia. Nah, agar tidak terus menerus bertambah, maka kriterianya dipersempit saja. Apalagi kini setiap provinsi, baik provinsi lama dan baru, semua ingin mengajukan pahlawan nasionalnya sendiri-sendiri. Jadi coba bayangkan nanti akan muncul banyak sekali pahlawan nasional,’’ katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement