REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, electronic banking disebut menyumbang 90 persen dari keseluruhan total transaksi di Bank Mandiri. Tercatat ada120 juta transaksi melalui jalur ini setiap bulan.
"Dari 12,6 juta nasabah, 6 juta lebih sudah pakai mobile banking dan 1,2 juta sudah pakai internet banking," jelas Senior Vice President Grup Head Electronic Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rahmat Broto Triaji saat Acara Public Expose di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/11).
Ia mengaku saat ini pertumbuhan electronic banking cukup pesat. Itu terpengaruh perkembangan teknologi dan akses internet yang makin murah. "Harga smartphone semakin terjangkau, di mana-mana orang juga akan bawa," lanjutnya.
Ke depan, pihaknya melihat electronic channel akan lebih banyak dipilih oleh nasabah. Karenanya, hal ini menurutnya berpotenai meningkatkan pendapatan non bunga (fee based income) perseroan.
"Electronic Channel mensuport beberapa hal. Pertama menopang dana murah. Kedua, cost saving, ini penting," ungkap Rahmat.
Melihat itu, Bank Mandiri berencana melakukan pengembangan di bidang digital banking. Itu terutama perbaikan terhadap performa elektronik khususnya mobile banking. "ATM juga akan diefisiensikan. Kerja sama dengan Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara-red)," ungkapnya.
Rahmat juga melihat peluang dengan adanya potensi e-commerce sebesar Rp 30 triliun. Bahkan itu bisa berkembang 10 kali lipat.
"Bank Mandiri harus bisa jadi bagian ekosistem. Kita sajikan layanan pembayaran melalui merchant, seperti Zalora dan sebagainya," tuturnya.