REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat berwirausaha masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Sehingga banyak masyarakat yang tergiur dengan menjadi pegawai negeri.
"Negara ini sudah terlalu terbebani untuk membayar para pegawai negeri," ujar anggota Komisi III dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Akbar Faizal melalui keterangan pers, Selasa (10/11).
Ia menjelasakan, pemikiran masyarakat saat ini lebih terjebak dengan cita-cita aman menjadi pegawai negeri. Bekerja dan mendapat gaji yang pasti setiap bulannya dinilai lebih baik dari pada menangung resiko dengan menciptakan peluang sendiri.
Akbar mengakui saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat, apalagi menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada Desember mendatang. Meski hal tersebut akan menyulitkan, sebagai salah satu negara anggota ASEAN, suka atau tidak suka masyarakat Indonesia harus siap mengambil peran di dalamnya.
Inisiatif untuk membuat lapangan pekerjaan sendiri dinilai menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan. Dengan membuaka lapangan pekerjaan sendiri akan membuka peluang pekerjaan bagi orang lain.
Akbar tak memungkiri bahwa Indonesia masih menanggung pekerjaan besar terkait puluhan ribu sarjana yang masih menyandang status pengangguran, baik terbuka mau pun tertutup. Sehingga dia meminta agar masyarakat harus mampu bersaing dan memiliki keterampilan sebelum melangkah ke dunia kerja atau saat akan memulai berwiarusaha.