Selasa 10 Nov 2015 16:34 WIB

Impor Beras dari Thailand akan Dibatalkan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Impor beras (ilustrasi)
Impor beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan menyesuaikan kebijakan impor dengan ketersediaan beras dalam negeri. Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan impor beras berasal dari Vietnam. Sedangkan, impor dari Thailand akan dibatalkan. 

Darmin mengakui, pemerintah berkomitmen mengimpor beras dari Vietnam. Namun, impor dilakukan atau tidak bergantung kondisi musim. Jika kemarau terus berlanjut, impor akan dieksekusi. Sementara impor dari Thailand akan dibatalkan karena cadangan beras negara tersebut sudah menipis.

"Untuk hingga akhir tahun, ini sudah ada jatahnya, kita komitmennya dengan Vietnam, dengan Thailand tidak karena berasnya sudah sangat tipis," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (10/11). Jika sudah masuk musim penghujan, kata Darmin, musim tanam akan dimulai November dan hasilnya akan dipanen untuk memenuhi kebutuhan Januari-Maret tahun depan.

Guna mencukupi stok dan cadangan pangan nasional, Bulog menyerap beras petani pada saat musim panen dan di lokasi sentra padi. Idealnya Bulog menyerap beras petani 12 persen dari kebutuhan konsumsi atau sekitar 3,5 juta ton dan stok pada akhir tahun sekitar 1,5 juta ton. Bila stok dan cadangan pangan pada Bulog mencukupi maka tidak diperlukan impor beras. Namun, keterlambatan Bulog menyerap beras petani akan berakibat rendahnya cadangan pangan nasional. 

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan produksi beras stabil dan cukup untuk akhir 2015 hingga panen raya di Maret 2016. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, beras Vietnam yang sudah masuk gudang Bulog hanya berfungsi sebagai cadangan nasional untuk mengantisipasi kemarau akibat gelombang El Nino.

"Itu hanya cadangan, misalnya masuk 60 ribu ton, kalau dibandingkan dengan pengadaan Bulog pada Maret, itu hanya setara dengan pengadaan dalam tiga hari," kata Amran. Ia tidak menampik beras impor sudah masuk ke Indonesia secara bertahap.

Sebelumnya, sebanyak 4.800 ton beras impor dari Vietnam masuk ke Tanah Air, tepatnya di gudang Bulog Provinsi Sulawesi Utara. Kepala Perum Bulog Divre Sulawesi Utara Sabaruddin Amrulla menyebut, impor dilakukan pemerintah pusat karena ada sebagian daerah yang tidak surplus beras, mengantisipasi El Nino, serta menyetok pangan yang mulai menipis di daerah lain.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement