REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Kartu Keluarga menjadi selembar kertas yang sungguh sangat penting dan multi fungsi. Di Kabupaten Biak Numfor, Papua misalnya, untuk bisa membeli seliter bahan bakar minyak tanah bersubsi, harus menunjukkan terlebih dahulu kartu kelaurga. Hal itu dilakukan oleh sejumlah agen minyak tanah di daerah tersebut.
Asisten II Sekretaris Daerah Mahasunu di Biak, mengakui pemberlakuan sistem pembelian minyak tanah dengan kartu keluarga itu. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu solusi untuk mencegah penyelewengan bahan bakar bersubsidi dibawa keluar Biak.
"Pemkab Biak Numfor sangat mendukung upaya para pengecer minyak tanah yang menyepakati sistem pembelian memakai kartu keluarga berdasarkan domisili tempat tinggal," ujar Mahasunu di Biak, Rabu (11/11).
Ia berharap, dengan adanya pemberlakuan kartu keluarga diharapkan bisa mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak tanah yang sulit didapat warga Biak di berbagai agen penjual. Karena belakangan ini, ada pembelian yang dilakukan oknum masyarakat dalam jumlah besar.
Mahasunu mengatakan ada dugaan kuat minyak yang dibeli dalam jumlah besar akan dijual kembali dengan harga tinggi di atas harga ketentuan pemerintah sebesar Rp 3.500 per liter. "Saya mengimbau warga untuk bersama-sama aparat berwenang mengawasi pendistribusian bahan bakar bersubsidi untuk rakyat sehingga tepat sasaran," ujarnya.
Ermanus, salah satu warga Biak mengaku sangat mendukung pemberlakuan sistem kartu keluarga untuk membeli bahan bakar bersubsidi untuk rakyat jenis minya tanah itu.
Menurutnya, dengan sistem yang dilakukan agen penyalur dalam membeli minyak tanah menggunakan kartu keluarga, dapat mengurangi pembeli dalam jumlah besar di setiap pagkalan penjual. Dia mengatakan tindakan membeli minyak bersubsidi dalam jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga tinggi sangat bertentangan dengan tujuan pemerintah. "Bahan bakar bersubsidi ini kan untuk rakyat banyak," kata Ermanus, warga Biak kota.
Hingga Rabu pagi, berbagai agen penyalur minyak tanah di Distrik Biak Kota dan Distrik Samofa telah kehabisan stok untuk dijual. Mereka tengah menunggu suplai dari agen penyalur Pertamina Depot Biak.