Rabu 11 Nov 2015 13:13 WIB

Korea Incar Pasar Farmasi Halal

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Obat
Obat

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Mengincar pasar potensial komunitas Muslim, industri farmasi Korea Selatan berlomba mensertifikasi halal produk obat-obatan mereka untuk memperbesar pangsa pasar.

Sertifikasi halal memberi jaminan produk yang dihasilkan sudah memenuhi syariat Islam, mulai dari produksi, penyimpanan hingga distribusi.

Ildong Pharmaceutical dikabarkan bertekad jadi perusahaan farmasi pertama yang mengajukan sertifikasi halal ke Federasi Muslim Korea (KMF) pada September lalu untuk produk suplemen lactobacillus mereka, Biovita. Sertifikat halal produk Biovita dan suplemen lainnya sudah dikantongi Ildong dari KMF pekan lalu.

''Sertifikat halal yang kami dapat tidak hanya untuk Biovita tapi juga probiotik basal. Ildong kini tidak hanya mengekspor jadi, tapi juga material dasar produk kami ke negara-negara Muslim,'' demikian disampaikan Ildong seperti dikutip The Korea Herald beberapa waktu lalu.

Secara khusus, Ildong mengaku mengincar pasar Malaysia, Singapura dan Indonesia yang punya lembaga sertifikasi halal dan populasi Muslim besar.

Sertifikasi halal KMF sendiri ekuivalen dengan badan sertifikasi halal Malaysia Makim dan MUIS Singapura. KMF juga menjalin kerja sama dengan MUI Indonesia.

Sementara YuYu Pharma juga sedang mengembangkan produk farmasi baru yang sesuai standar halal. YuYu tengah mengembangkan kapsul menggunakan material alternatif dari tumbuhan dibanding menggunakan bahan hewani.

Dalam pernyataan resminya, YuYu menyampaikan kapsul berbahan dasar tumbuhan ini akan siap dipasarkan dalam satu dua ke depan. YuYu masih melakukan pengujian keamanan dan perhitungan prospek usaha atas produk ini.

Perusahaan farmasi asal negeri ginseng lainnya, Green Cross juga tengah memerhatikan regulasi sertifikasi produk halal di sejumlah negara-negara Muslim.

Para pengamat juga mendorong agar makin banyak perusahaan farmasi Korea Selatan yang aktif mempelajari sertifikasi halal dan regulasinya. Ini penting untuk memenuhi preferensi konsumen di negara-negara Islam yang populasinya 23 persen dari populasi dunia.

''Walau saat ini mandat sertifikat halal baru untuk produk pangan, kelak regulasinya akan melebar juga ke kosmetika dan farmasi,'' kata Presiden Institut Industri Halal Korea, Jang Geon.

Dari sisi pemasaran, kata Jang, produk farmasi bersertifikat halal jauh lebih potensial bagi konsumen Muslim. Ia mendorong indusrti farmasi Korea Selatan untuk bisa memimpin industri ini mengingat pengembangan oleh negara lain belum dominan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement