REPUBLIKA.CO.ID, YANGON - Kemenangan pihak oposisi yang dipimpin Aung San Suu kyi dalam pemilu Myanmar memberikan harapan besar perubahan bagi negara yang dulu dikenal dengan Burma ini. Salah satunya adalah perubahan kebijakan kepada kelompok Muslim minoritas di Myanmar.
Ketua Pengamat Pemilu Myanmar dari Uni Eropa, Alexander Graf Lambsdroff berharap setelah kemenangan oposisi ini, peran kandidat Muslim dan kandidat perempuan di Myanmar lebih besar. Ini tidak terlepas dari proses pemilihan yang cukup baik dan demokratis.
"Kami percaya pemerintahan baru jauh lebih demokratis, inklusif, antidiskriminatif dan mampu mengatasi kelompok agama radikal," ujar pengamat lain dari Anggota Parlemen Eropa, Anna Gomes, Selasa (11/11).
Muslim minoritas mendapat perlakuan diskriminasi saat pemilu karena alasan kewarganegaraan yang meragukan. Di sisi lain ratusan ribu Muslim Rohingya yang memiliki masalah sosial terabaikan.
Berdasarkan perhitungan sementara, Partai NLD yang dipimpin pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi sudah memenangkan 88 kursi di majelis rendah parlemen Myanmar. Perolehan itu mengalahkan pemerintah yang hanya memperoleh 78 kursi.