REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform digital tak semata melahirkan dampak buruk bagi industri musik di Indonesia saja. Dilihat dari sisi lain, ada pula dampak positifnya, yang jika dimanfaatkan bisa mempermudah musisi untuk mendistribusikan hasil karya mereka.
Pandangan ini disuarakan Ketua Asosiasi Musik Director Indonesia Adit Broy saat ditemui di acara bincang-bincang santai seputar industri musik Indonesia bertajuk Musisi, Promo, dan Radio, "Sharing kondisi musik masa kini, strategi promo, tips & trik dari perspektif Music Director - Radio", di Jakarta, Selasa (10/11).
Adit mengatakan, kabar soal tutupnya puluhan gerai Disc Tarra, misalnya, menandakan saat ini terjadi pergeseran di industri musik Tanah Air. Menurut dia, itu setidaknya menunjukan trennya yang sudah berubah.
"Kalo dari sisi positifnya pasar sudah terbuka dengan dunia digital, trend pasti berubah, dan mungkin sekarang era baru juga, bisa jadi satu trek baru juga," ujar Adit Broy kepada Republika.co.id.
Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya era digital itu lebih memudahkan para musisi untuk memasarkan hasil karya mereka. "Kalo era sekarang yang digital lebih gampang, kita bisa langsung banyak info sendiri, dalam artian kita jualan secara digital bisa lebih simple," kata Adit.
Ia menambahkan, era digital juga pada akhirnya membuat para musisi tidak melulu bergantung dengan label atau manajemen musiknya. "Di situ sebenernya tuntutan untuk para musisinya, dan sekarang lebih terbuka menurut saya," tambah Adit.