Rabu 11 Nov 2015 13:25 WIB

Mendikbud Dorong Penulis Ciptakan Cerita Rakyat yang Kekinian

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indira Rezkisari
Pak Raden mendongeng melalui medium gambar papan tulis kepada anak-anak di Bentara Budaya, Jakarta Selatan, Ahad (28/4). Acara yang bertajuk Orat-Oret Pak Raden tersebut dalam rangka 60 tahun Pak Raden Berkarya.
Foto: dok Republika
Pak Raden mendongeng melalui medium gambar papan tulis kepada anak-anak di Bentara Budaya, Jakarta Selatan, Ahad (28/4). Acara yang bertajuk Orat-Oret Pak Raden tersebut dalam rangka 60 tahun Pak Raden Berkarya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Najamudin Ramli mengaku prihatin anak-anak sekarang lebih menyikai Doraemon dan Upin-Ipin daripada  cerita rakyat kita sendiri.

"Kita harus membangkitkan kesukaan anak-anak sebagai generasi muda terhadap cerita rakyat di dalam negeri.

Kita dulu memiliki film Si Unyil namun Pak Raden pendiri Si Unyil sudah berpulang, diharapkan karya beliau mampu menginspirasi generasi muda untuk mengembangkan cerita rakyat dalam negeri," katanya, Rabu, (11/11).

Generasi muda, ujar dia, harus tahu pentingnya untuk menjaga cerita rakyat agar terus berkembang. Ini penting guna menjaga khazanah budaya bangsa.

Cerita rakyat, kata Najamudin, mengandung pendidikan karakter yang mendidik seperti menghormati orangtua, menghargai orang lain, mengajarkan persahabatan, kejujuran, gotong-royong. "Nilai-nilai ini yang semakin luntur saat ini.

Makanya, ujar dia, untuk mendorong generasi muda tertarik dan mengembangkan cerita rakyat, Kemendikbud sering mengadakan lomba membuat cerita rakyat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, cerita rakyat itu tidak harus kuno. Cerita rakyat tidak harus selalu bertema pesisir maupun pedesaan.

"Cerita rakyat bisa dalam bentuk kekinian. Misalnya cerita soal di bus kota di angkot, tak harus berkisah soal pegunungan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement