REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin mengungkapkan erupsi anak Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari yang sudah terjadi beberapa hari kemarin berdampak pada terganggunya rencana investasi di NTB yang sudah dijadwalkan. Meski begitu, target investasi di NTB pada 2015 sebesar Rp 6 triliun sudah melebihi mencapai Rp 10 triliun.
“Bencana alam erupsi yang kita alami menganggu rencana investasi yang sudah sebelumnya dicanangkan. Realisasi investasi sudah mencapai Rp 10 triliun dari target Rp 6 triliun. Saya kira ini menggembirakan,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu (11/11).
Ia menuturkan, nilai investasi di NTB yang melebihi target akan menciptakan kondusifitas sebab membuka peluang kerja bagi masyarakat. Namun, hasil BPS yang menyatakan investasi di NTB tidak berkontribusi langsung terhadap serapan tenaga kerja harus menjadi perhatian pemerintah daerah.
Ke depan, menurutnya, investasi di daerah harus merupakan investasi yang memprioritaskan dan bisa menyerap tenaga kerja lokal. Apabila, banyak investasi namun menggunakan tenaga kerja dari luar tidak berkontribusi kepada penurunan angka pengangguran.
“Kebijakan kita, investasi yang ada harus menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak. Jika dari luar maka tidak berkontribusi pada penurunan angka pengangguran di NTB,” ungkapnya.
Amin menambahkan target investasi BKPM pusat pada 2016 mencapai Rp 600 triliun. Sementara kontribusi NTB hanya baru satu persen, oleh karena itu upaya menarik investasi perlu ditingkatkan melalu pelayanan yang baik, regulasi yang memudahkan untuk berinvestasi. Meski begitu, inevstor yang akan berinvestasi di NTB harus yang benar-benar ingin menanamkan modalnya.