Kamis 12 Nov 2015 09:09 WIB

Cerita Rakyat Perlu Direvitalisasi

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
Anies Baswedan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki keberagaman budaya yang tidak dapat disangkal lagi. Salah satu di antara budaya lisan yang dimiliki Indonesia, yakni cerita rakyat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan berharap cerita rakyat di Indonesia bisa direvitalisasikan kembali.

"Cerita rakyat kita itu banyak dan tinggal ditumbuhkan cerita rakyat yang ada di Indonesia," kata Anies usai kegiatan Pengumuman Pemenang Lomba Penulisan Cerita Rakyat di Gedung D Dikti, Jakarta, Rabu (11/11).

Menurut Anies, cerita rakyat yang tumbuh di negeri ini perlu diperkaya. Dengan kata lain, jenis cerita rakyat harus diperbarui lagi.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengungkapkan bahwa cerita rakyat selalu identik berlatar pedesaan. Perihal inilah yang perlu diperbaharui ke depannya. Ia berpendapat, kisah-kisah berlatar perkotaan bisa dimasukkan ke dalam cerita rakyat.

Sejauh ini, Anies menilai sebagian besar masyarakat berada di wilayah perkotaan. Indonesia juga mengalami pergerakan dinamis dari waktu ke waktu. Karena itu, cerita rakyat pun tidak boleh statis begitu saja.

"Konteks cerita rakyat perlu ditumbuhkan dengan kebaruan dan memunculkan suatu yang baru," jelas Anies.

Pada pandangan Anies, konteks statis dalam cerita rakyat bisa mempengaruhi minat anak terhadap budaya Indonesia. Jika mengulang terus cerita rakyat yang lama, maka perkembangan pengetahuan anak pun tidak ikut berkembang. Bahkan, kondisi ini memicu anak lebih menyukai cerita negeri lain dibandingkan Indonesia.

Menurut Anies, budaya penulisan dan membaca cerita rakyat itu penting untuk terus dilakukan. Kegiatan ini jelas akan menambah pengetahuan bagi anak Indonesia. Pasalnya, cerita rakyat Indonesia selalu berisi pendidikan karakter dan mengajarkan akhlak. Perihal ini jelas sangat baik untuk terus diterapkan di dibudayakan ke depannya.

"Karena itu, cerita rakyat harus dikembangkan lagi dengan konteks baru," ujar Anies. Hal ini juga bukan berarti dia melarang masyarakat menulis cerita rakyat dengan latar pedesaan. Latar pedesaan tetap diteruskan tapi didampingi konteks baru juga semisal berlatar perkotaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement