REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda termasuk orang yang berpikir bahwa pendidikan anak hanya menjadi tanggung jawab ibu? Jika iya berarti Anda keliru. Pasalnya peran mendidik anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, melainkan juga menjadi tugas ayah.
Menyandang status ayah, tidak bisa dilakukan separuh waktu. Peran ayah harus dilakukan sepenuh waktu. Jangan sampai pendidikan anak-anak hanya diserahkan kepada sekolah atau asisten rumah tangga. Anak harus tumbuh aktif bersama orang tuanya lewat pendidikan di rumah.
"Ayah jangan merasa berhenti bertanggungjawab ketika sudah memenuhi kebutuhan material keluarga," kata penggagas Gerakan Ayah Hebat, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/11).
Gerakan ini mendorong ayah agar memberikan waktu berkualitasnya bagi anak. Jika hanya mendapat peran ayah secara 'paruh waktu', maka anak akan kehilangan visi dan nilai keberanian untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang salah.
Pasalnya keberanian, kejujuran, dan daya juang biasanya lahir dari sosok ayah. Saat ini Indonesia mengalami dekadensi nilai moral misalnya kejujuran minim dan maraknya korupsi. Sebab itu, perlu bagi kita membangun peradaban Indonesia.
"Untuk melakukannya, dapat dimulai dari membangun karakteristik ayah agar bisa menjadi teladan dan panutan untuk keluarganya," ujar Dahnil mengingatkan.
Gerakan Ayah Hebat berharap dapat menumbuhkan kesadaran membangun lingkungan keluarga yang baik dalam diri masyarakat. Untuk membangun kultur tersebut dalam masyarakat membutuhkan proses jangka panjang.
Gerakan Ayah Hebat ini, merupakan bagian dari gerakan berjamaah melawan korupsi yang telah lebih dulu dikampanyekan Pemuda Muhammadiyah.