Kamis 12 Nov 2015 20:45 WIB

Surat Terbuka Kalangan Dokter untuk Presiden Jokowi

Dokter (ilustrasi)
Foto: pixabay
Dokter (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meninggalnya seorang dokter muda, Dionisius Giri Samudra, yang menjalani internship di RS Cendrawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, memunculkan solidaritas yang mengalir deras di kalangan dokter dan paramedis lainnya.

Sejak kabar meninggalnya dokter yang akrab disapa Andra itu, doa dan ucapan duka cita tak henti mengalir. Salah satu yang cukup ramai mendapat tanggapan adalah di akun Facebook Bambang Budiono, dokter senior di RS Awal Bros Makassar. (Baca Juga: Sulit Dievakuasi, Dokter PTT Meninggal di Kepulauan Aru)

Berikut ini kutipan surat terbuka tersebut: 

Kepada yang terhormat 

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dengan hormat, 

Kami sebagai dokter selama ini bekerja mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk tertular penyakit. Semenjak mengenyam pendidikan kedokteran menuntut kita juga harus belajar lebih banyak.  Setelah bekerja juga mengalami pekerjaan fisik dan mental yang banyak. Sehingga kami mengalami risiko untuk penurunan daya tahan tubuh yang lebih tinggi. Begitu juga setelah selesai pendidikan. Saat bekerja kami kontak langsung dengan pasien-pasien yang mengalami penyakit menular.

Bagi para yunior kami yang baru selesai diwisuda akan mengalami masa internship untuk memenuhi kewajiban dan rasa cinta pada negara ini. Masa internship merupakan masa-masa yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Apalagi mereka yang di pedalaman karena begitu dibutuhkannya di daerah tersebut, sampai adik-adik kami lupa akan dirinya sendiri.

Inalillahi wa inna ilaihi rajiun. 

Telah Meninggal dunia pada 11 Nov 2015 dr Dionisius Giri Samudra (Andra), dokter Internsip penempatan RSUD Cenderawasih Dobo Kepulauan Aru. Penempatan periode Mei 2015, dengan dugaan Malaria Cerebral. Meninggal di RS Dobo pukul 18:16 WIT. Rencana evakuasi jenazah akan dilakukan pada 12 November 2015 atas koordinasi Pemda Kab Kepulauan Aru dan Pemda Kabupaten Tual.

Kematian Adik kami Andra, adalah bukti bahwa perjuangan dokter dengan pekerjaannya sangat berisiko tinggi karena kemudahan tertularnya penyakit. Apakah adik kami Andra mendapatkan jaminan kesehatan? Tunjangan risiko? Asuransi kematian? 

Tolong, siapa yang bertanggungjawab untuk masalah ini. 

Yang membuat miris hati kami, ini adalah kejadian kedua dalam tahun ini, Bapak. Sebelumnya sejawat kami Dhanny Elya Tangke, dokter berusia muda yang mengabdi untuk program Pegawai Tidak Tetap  (PTT) Kementerian Kesehatan, di Distrik Oksibil dan Waime, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, meninggal dunia, di RS Abepura, Jayapura, Papua, Rabu (13/5) lalu.  

Almarhum meninggal dalam tugasnya pada usia 26 tahun akibat malaria. Selamat jalan sejawat, tugasmu telah berakhir. Semoga semangat dan darma baktimu pada negri ini, membuka mata hati kita semua terbuka. Terimakasih atas segala pengabdianmu pada bangsa dan negara ini.

Tolong perhatikan sejawat kami, Bapak Presiden.

Cukuplah kedua orang sejawat kami yang harus mengalami ini. Semoga di esok hari, tidak ada lagi kejadian berulang pada sejawat kami.

Besar harapan kami adanya kebijakan-kebijakan baru yang dibuat, demi terjaminnya keselamatan dan kesehatan seorang dokter yang sedang bertugas demi menjalankan amanat profesi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement