Kamis 12 Nov 2015 23:18 WIB

Kredit Bermasalah Sektor Kelautan dan Perikanan Hanya 2,13 Persen

Kegiatan FGD Program Jaring di Jakarta, awal November 2015.
Foto: Dok OJK
Kegiatan FGD Program Jaring di Jakarta, awal November 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Selama ini sektor kelautan dan perikanan kurang dilirik oleh perbankan. Mereka beralasan, sektor tersebut berisiko tinggi atau berpotensi menimbulkan kredit bermasalah (non-performing loan/ NPL).

Namun, fakta menunjukkan NPL sektor kelautan dan perikanan justru relatif rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan NPL sektor kelautan dan perikanan mengalami penurunan yang signifikan dalam empat  tahun terakhir menjadi 2,13 persen  per 30 September 2015. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan NPL seluruh industri yang mencapai 2,76 persen.

 

Indikator penurunan NPL tersebut mencerminkan kinerja sektor yang semakin baik untuk menjawab tantangan persepsi kurang positif bahwa sektor kelautan dan perikanan memiliki risiko yang sangat tinggi.

Dalam rangka akselerasi akses keuangan bagi pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan, OJK bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),  Industri Perbankan serta Industri Keuangan Non Bank (IKNB) terus memperluas program Jaring (Jangkau, Sinergi, dan Guideline). Tujuannya  untuk semakin meningkatkan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan.

 

Kegiatan terbaru adalah menggelar acara kelanjutan program Jaring yang akan diadakan di Pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang,  Jawa Timur, Jumat (13/11).

Menurut rencana, acara tersebut akan dihadiri Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, para Direksi Bank Partner Program Jaring, Direksi Perum Jamkrindo dan Direksi PT Jamkrida Jawa Timur, serta pejabat PLN.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement