REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Almarhum dokter Dionisius Giri Samudro, atau yang biasa disapa dokter Andra meninggal pada Rabu (11/11) lalu. Dia meninggal saat dalam perjalanan kembali menuju lokasi tempatnya magang sebagai dokter muda di RSUD Cendrawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
Berdasarkan data yang dihimpun Republika.co.id dari pihak keluarga, Dokter Andra merupakan alumni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanudin (Unhas Makssar) 2015. Usai lulus, dia memilih lokasi magang di RSUD Cendrawasih, Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru. Kegiatan magang yang dijalaninya dimulai sejak April lalu.
Ayah dokter Andra, Agustinus Mudjianto, 57, menuturkan, putranya berangkat ke Dobo pada April. Dokter Andra kembali ke rumah di Pamulang pada 20 Oktober lalu karena cuti.
Pada 4 November, dia meminta izin untuk kembali ke Dobo karena izin sudah habis. Kepada keluarga dokter Andra hanya mengatakan merasa demam ringan saat itu.
Dokter Andra tetap berniat berangkat karena tidak ingin terlambat bertugas. Keluarga memang mengenalnya sebagai sosok yang tidak suka membolos.
"Yang saya ingat, saat mau kembali anak saya minta dipesankan tiket pulang. Biasanya dia tidak begitu karena terbiasa mengusahakan sendiri. Akhirnya saya belikan," jelas Agustinus kepada awak media di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang.
Pihak keluarga baru mendengar kabar dokter Andra sakit pada Ahad (8/11). Sesaat setelah mendengar kabar itu, Agustinus yang berdinas di Kendari langsung memantau kondisi sang anak. Dia pun lantas terbang menuju Dobo karena mendengar kabar kondisi anaknya menurun drastis.
Dari Kendari, Agustinus, menempuh perjalanan yang tidak mudah. Dari Kendari, dirinya harus menginap di Tual sampai menemukan kapal feri menuju Dobo.
"Saya sampai di Tual pada Senin (9/11). Sampai di Tual tak langsung dapat kapal sampai Rabu (11/11) belum sampai di Dobo, saya sudah dapat kabar anak saya meninggal," tutur Agustinus kepada awak media.