REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BNPB, Willem Rampang Ngilei mengatakan, ada sekitar 279 titik kabupaten yang rawan longsor dan banjir. Titik tersebut yang nantinya akan menjadi prioritas antisipasi bencana. Untuk membantu proses antisipasi bencana tersebut, BNPB menyiapkan dana sekitar 150 Miliar untuk didistribusikan ke daerah.
"Ya ada sekitar 279 titik. Nanti dana 150 miliar tersebut bisa langsung didistribukan ke daerah yang memang rawan longsor dan banjir," ujar Wilem saat ditemui Republika.co.id, usai melakukan Rakor dengan Puan Maharani di Kantor Menko PMK, Jumat (13/11).
Hal ini juga diamini oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Ia mengatakan, titik tersebut sudah dipetakan oleh pihak BNPB dan pemerintah daerah sendiri. Berdasarkan hasil diskusi dengan BMKG diketahui bahwa musim hujan dan badai akan jatuh pada Desember hingga Maret.
"Makanya kita jangan sampai kecolongan. Kalau sekarang ada el nino, maka dimungkinkan Desember besok terjadi El Nina. Saya sudah perintahkan KemenPU dan Perumahan Rakyat, untuk melakukan kordinasi dengan Pemda dan BNPB," ujar Puan.
Puan mengatakan, nantinya antisipasi bencana bisa dilakukan melalui adanya sosialisasi bencana. Perbaikan saluran air baik pada hulu dan hilir. Membuat sodetan pada titik rawan dan sumber banjir.
Willem melanjutkan, mengatakan, dana 150 miliar tersebut merupakan dana siap pakai yang ada di Kemenkue. BNPB siap bila sewaktu waktu harus mencairkan dana tersebut untuk pemda melakukan program tanggap bencana.
"Jadi nanti tidak ada alasan lagi tidak tanggap bencana. Dana siap pakai tersebut bisa langsung dimanfaatkan," ujar Willem.