REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARA -- Pengamat Politik Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Muhammad Yusuf menyebut Kota Palangkaraya menjadi penentu pertarungan calon gubernur Kalimantan Tengah pada 9 Desember 2015.
Alasannya, jumlah pemilih di Palangkaraya terbanyak dan tingkat partisipasinya dalam Pilgub sangat tinggi dibanding 13 kabupaten se-Kalteng.
"Siapa pun dari tiga pasangan Cagub/Cawagub yang menguasai Palangkaraya, berpeluang memenangkan pertarungan Pilgub. Tapi terlalu dini memprediksi salah satu calon sudah menguasai Palangkaraya," katanya di Palangka Raya, Jumat (13/11).
Wakil Rektor UMP ini menyebut banyaknya dukungan atau partai mengusung Cagub/Cawagub Kalteng, bukan menjadi ukuran dalam memenangkan pertarungan Pilgub, khususnya di kota Palangkaraya. Sebab, pemilih Palangkaraya mayoritas dari kalangan terdidik, melek teknologi, dan mudah mendapatkan informasi terkait latarbelakang maupun perkembangan pasangan Cagub/Cawagub.
"Politik itu bukan hitungan matematika, kapan saja bisa berubah hasilnya. Pola atau strategi kampanye tentu berpengaruh," ucapnya. Namun, saat ini, dia mengaku sulit memprediksi salah satu Cagub/Cawagub Kalteng sudah menguasai Palangkaraya.
Komisi Pemilihan Umum Kota Palangkaraya, Jumat (2/10) menetapkan daftar pemilih tetap untuk Pilgub Kalteng 9 Desember 2015 sebanyak 195.921 atau menurun dibandingkan daftar pemilih sementara yang mencapai 207.120 pemilih.
Menurut Yusuf, meski jumlah pemilih berkurang, pemilih Palangkaraya masih terbanyak se-Kalteng sehingga menjadi wilayah penting bagi ketiga pasang cagub/cawagub Kalteng. "Ketiga pasangan sangat memahami kota Palangkaraya sebagai penentu Pilgub Kalteng," kata Yusuf.