REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan peningkatan aktivitas Gunung Bromo (2.329 mdpl) di Probolinggo tidak sampai mempengaruhi cuaca di Jawa Timur.
"Aktivitas memang meningkat, tapi pada level waspada dan tidak sampai mempengaruhi cuaca di Jatim," katanya di Surabaya, Jumat (11/13), menanggapi meningkatnya aktivitas Gunung Bromo sehingga wisatawan dilarang naik ke kawah gunung tersebut.
Menurut dia, cuaca di Jatim pada masa peralihan musim kemarau ke musim hujan, saat ini memang sudah mulai banyak yang diguyur hujan meskipun belum merata.
Kawasan Jatim bagian selatan kini curah hujan lebih banyak daripada daerah lainnya karena diprakirakan daerah ini akan masuk musim hujan lebih awal. Daerah itu di antaranya Malang, Pacitan, Madiun, Nganjuk dan Kertosono.
Sedangkan pantai utara Jatim, tutur Eko, meski curah hujan belum sebanyak di bagian selatan, tapi juga sudah cukup banyak.
Kawasan Jatim bagian selatan diprakirakan sudah mulai masuk musim hujan pada dasarian kedua November, dan kawasan pantai utara pada dasarian ketiga November, sementara lainnya menyusul kemudian hingga awal Desember.
Namun demikian, Eko kembali menegaskan bahwa curah hujan yang terjadi di berbagai daerah di Jatim tersebut bukan dampak meningkatnya aktivitas Gunung Bromo.
Lebih lanjut Eko mengingatkan, kendati saat ini belum masuk musim hujan tapi masyarakat harus melakukan langkah antisipatif dari kemungkinan terjadinya angin kencang, angin puting beliung, banjir, maupun tanah longsor.
"Pada masa pancaroba biasanya diikuti dengan fenomena angin kencang dan puting beliung yang bisa menimbulkan kerusakan. Sedangkan curah hujan pada musim hujan kali ini diprakirakan relatif normal, tapi jika daya dukung lingkungan menurun, dampaknya juga bisa menimbulkan bencana," paparnya.