REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Mendiang dr Dionisius Giri Samudro atau dr Andra belum sempat menerima gaji terakhir sebelum meninggal pada Rabu (11/11) lalu. Rencana mentraktir keluarga besar menggunakan gajinya pun urung terlaksana dengan sempurna.
Paman dr Andra, Agus Ruswanto, mengatakan sebelum berpamitan kembali menuju Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru pada 4 November, mendiang sempat mengajak keluarga besar makan bersama. "Saat dia cek gaji, ternyata belum turun. Sempat agak kecewa karena sudah mengajak keluarga makan-makan. Akhirnya , mendiang mengajak kami minum es kelapa muda," jelas Agus kepada awak media saat dijumpai di rumah duka,Perumahan Pamulang Indah, Jumat (13/11) malam.
Menurut Agus, dr Andra akhirnya menukarkan tabungannya yang berwujud mata uang Thailand, Baht, untuk biaya mentraktir keluarga. Dia pun menggunakan uang tersebut untuk ongkos kembali ke Dobo.
Agus menuturkan, dr Andra memang senang menabung. Tabungan mata uang Baht yang disimpannya dikumpulkan dari perjalanan traveling ke Thailand beberapa waktu lalu.
Adapun uang gaji yang belum turun adalah gaji bulan Oktober 2015. Informasi yang dihimpun Republika dari pihak keluarga menyebutkan, gaji yang diterima.dr Andra sebesar Rp 2,5 juta.
Dr Andra meninggal pada Rabu lalu di RSUD Cendrawasih, Dobo. Berdasarkan diagnosis tim dokter, dia dinyatakan menderita campak, radang otak (pneumonia) dan infeksi paru-paru.