REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mengaku tidak tahu menahu soal pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para petinggi partai dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada Kamis (12/11). Padahal, pertemuan itu menghasilkan kesepakatan perubahan nama KIH menjadi Partai Pendukun Pemerintah (PPP).
"Saya kan di kantor sini mulai magrib itu. Jadi saya tidak tahu," kata Pratikno dihubungi Republika.co.id, Jumat (13/11).
Ketika ditanya pertemuan itu membicarakan reshuffle Kabinet Kerja, Pratikno juga mengaku tidak tahu. Namun, dia memastikan Jokowi tak pernah membicarakan reshuffle. "Presiden tidak pernah membicarakan reshuffle. Pokoknya saya tidak pernah membicarakan itu dengan pak presiden," katanya. Begitu juga soal perubahan nama KIH, Pratikno beralasan tidak ikut pertemuan.
Menurut dia, Presiden Jokowi memang sering ditemui oleh berbagai pihak sehingga wajar jika ada pertemuan seperti itu. "Tentu saja dari politisi, dari parpol-parpol, termasuk dari partai yang pendukung pemerintah. itu kan pertemuan yang wajar saja," katanya.
Pertemuan Jokowi dengan petinggi parpol, kata dia, bisa sekali dalam sebulan. Namun, ia tidak bisa memastikan pertemuan Kamis malam itu tentang apa. "Saya tidak tahu karena saya tidak mengkuti acara, tapi sekali lagi saya ingin tegaskan presiden membuka diri dengan menerima tamu-tamu, termasuk dari politisi, begitu saja."
Dia juga mengatakan, pertemuan itu tidak melalui undangan Kemesesneg. "Enggak, ini kan jadi kayak ada 'oh kami ingin ketemu' terus ada pertemuannya," katanya. Dia juga menolak pertemuan itu disebut mendadak dan tertutup. "Kalian saja yang tidak tahu."