REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur Deteksi Production Harry 'Koko' Santoso mengatakan ada dua hal penting yang perlu dilakukan semua pihak, terutama pemerintah, untuk membenahi industri musik Indonesia agar tidak sampai disebut 'kiamat', seperti dikhawatirkan sejumlah kalangan belakangan ini.
Yakni dengan memperbaiki regulasi dan lebih menumbuhkan 'kasih sayang' terhadap musik Indonesia. "Kasih sayang apa? Kasih sayang kepada anak-anak bangsa dan musik Indonesia," tutur Koko saat berbincang-bincang dengan Republika.co.id, Kamis (11/13) malam.
Menurut dia, pemerintah hingga kini masih kurang memberikan perhatian penuh pada musik Tanah Air dan para pelakunya di dalam negeri. Padahal, ibarat keluarga, musik juga anak negara yang perlu dilindungi.
Koko mencontohkan, dukungan pemerintah pada konser lokal, misalnya, masih sangat kurang terutama melalui regulasinya. Padahal konser merupakan salah satu wadah memajukan musisi lokal sekaligus barometer kemajuan industri musik di tanah air.
"Ruang (gedung) untuk konser saja di sini hampir nggak ada, perizinan untuk konser pun terkadang beda (penerapannya) saat di lapangan," ujar penggagas festival musik lokal paling bergengsi di tanah air, "Soundrenaline" ini.
Selain pemerintah, Koko pun berharap semua pihak di industri musik tidak melulu memperhatikan kepentingan diri sendiri. Mereka diharap rela berkorban demi memajukan musik di Tanah Air. "Kasih sayangnya itu bukan hanya untuk pemerintah saya, tetapi kita (pelaku industri musik dan masyarakat) juga. Kita juga menjaga," ujar dia.
Pria yang selalu berpenampilan apa adanya ini pun optimistis jika itu dilakukan maka musik Indonesia akan terus berkibar. Ia pun menolak "kiamat" akan terjadi. Karena hingga kini, meski sedang melesu, industri musik di Indonesia masih berpotensi terus tumbuh.
"Kalo menurut saya tidak ada yang namanya kiamat industri musik, mereka yang bilang industri musik sudah kiamat, sebenarnya mereka tidak mengerti bagaimana seharusnya negeri ini harus berbuat. Apa yang harusnya diperbuat? Sayangilah musiknya, musik apa? musik Indonesia," kata dia.