Sabtu 14 Nov 2015 05:33 WIB

Sudirman Said Diminta tak Alihkan Kasus Freeport ke Ranah Politik

Rep: C23/ Red: Bayu Hermawan
Menteri ESDM Sudirman Said.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Menteri ESDM Sudirman Said.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Iskan Qolba Lubis meminta Menter Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said tidak mengalihkan isu Freeport ke ranah politik.

Hal ini karena, menurut Iskan, kasus Freeport lebih mengarah pada persoalan kedaulatan sumber daya alam nasional yang terabaikan.

Pernyataan Iskan tersebut juga berkaitan dengan mencuatnya isu pencatutan nama Presiden Joko Widodo dalam kasus perpanjangan kontrak Freeport yang sempat diutarakan oleh Sudirman Said.

"Tindakan melempar isu pencatutan ini memang terkesan sedang mengalihkan isu freeport ke ranah politik. Padahal yang terpenting diperhatikan adalah bagaimana membuat hak rakyat pada kedaulatan sumberdaya alam tidak terabaikan," ujar Iskan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (13/11).

Menurutnya, sesuai standar internasional, kontraktor yang telah habis masa kontraknya, sudah sepatutnya menyerahkan pengelolaannya pada negara.

"Tidak logis jika negara sebagai pemilik kekayaan alam, untuk mendapatkan bagian harus membayar tanah dan kandungannya. Di mana kedaulatan Negara," kata Iskan.

Ia berharap Sudirman Said tidak menciptakan kegaduhan baru dengan mengalihkan isu Freeport ke ranah politik. Terlebih, pernyataannya yang menyebut ada tokoh pencatut nama Presiden dalam kasus Freeport, belum memiliki bukti kuat.

"Kalau memang memiliki bukti kuat sebaiknya sebut saja namanya," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement