Sabtu 14 Nov 2015 14:05 WIB

HNW Jawab Tudingan PKS Bukan Asli Indonesia

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat melakukan kunjungan di Kantor Harian Republika, Jakarta, Senin (9/11).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat melakukan kunjungan di Kantor Harian Republika, Jakarta, Senin (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, METRO -- Partai Keadilan Sejahtera kembali menjawab pernyataan sejumlah pihak yang meragukan nasionalisme partai dakwah itu. 

Menurut Wakil Ketua MPR RI yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid PKS lahir dari rahim Indonesia. PKS hadir di Indonesia sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

"PKS kadang disebut dengan Wahabi, padahal kita tahu Kyai Haji Wahab Hasbullah pendiri NU. Kalau demikian PKS memang pendukung Kyai Wahab, atau bahasa arabnya Wahaby dan akhirnya juga mendukung Nahdhatul Ulama,” kata Hidayat yang akrab di panggil HNW dalam agenda Sosialisasi 4 (Empat) Pilar MPR RI tentang Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di Aula Gedung Wanita Metro, Jumat (13/11).

Ia menambahkan, jika wahabi diartikan terkait dan mengarah ke Arab Saudi, maka di sana tidak ada partai. Bagi Arab Saudi, partai termasuk bid’ah. Dalam sumber yang ada disebut-sebut jika bid’ah akan ke neraka. Maka jika PKS adalah partai yang disebut bid’ah maka tentu masuk neraka.

"Bahasa mudahnya ngapain kita berjuang untuk membangun, merawat serta berkhidmat untuk Indonesia melalui partai namun ujungnya harus ke neraka, tentu tidak demikian," ujarnya.

"Ngapain PKS ikut Pilkada kemudian mengusung pak Abdul Hakim dan Mas Muchlido di Metro, jika ujungnya juga harus masuk neraka, tentu kita tidak ingin seperti ini," katanya menambahkan.

Menurut HNW, upaya beragam pihak untuk mendeskreditkan PKS sudah tidak relevan. Mereka harus mengoreksi tudingannya. "Sebab jika terus dilanjutkan maka akan timbul fitnah dan hal ini dapat dipidana," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement