Ahad 15 Nov 2015 09:00 WIB

Kepala Intelijen Jerman Minta Pengungsi Diperiksa Seksama

Dengan memakai jas hujan, imigran dan pengungsi menunggu di tengah hujan untuk mendaftar di pusat pengungsian LaGeSo (Landesamt fuer Gesundheit und Soziales) atau Kantor Negara untuk Kesehatan dan Sosial di Berlin, Jerman, Kamis 8 Oktober 2015.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Dengan memakai jas hujan, imigran dan pengungsi menunggu di tengah hujan untuk mendaftar di pusat pengungsian LaGeSo (Landesamt fuer Gesundheit und Soziales) atau Kantor Negara untuk Kesehatan dan Sosial di Berlin, Jerman, Kamis 8 Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepala intelijen Jerman meminta dilakukan prosedur yang tertib terkait penanganan masuknya ribuan pengungsi setiap hari ke Jerman.

Presiden badan intelijen dalam negeri BfV Hans-Georg Maassen mengatakan para ekstremis bisa mengambil kesempatan dari situasi migrasi yang terkadang kacau.

Serangan mematikan di Paris yang menewaskan 129 orang memicu debat atas pendekatan terbuka yang dilakukan Kanselir Jerman Angela Merkel terhadap pengungsi dan bagaimana memandang pengungsi dengan lebih baik.

"Ada kemungkinan teroris datang bersama pengungsi, tapi kami menganggapnya kemungkinan kecil. Bagi otoritas keamanan penting memberlakukan prosedur yang tertib terkait pengungsi yang masuk ke Jerman dan penerapan prosedur pengungsi," ujarnya, Ahad (15/11).

Meski polisi Jerman melakukan pemeriksaan paspor di pos perbatasan dan wilayah perbatasan, ribuan pengungsi diperkirakan masuk ke Jerman tanpa melalui pemeriksaan.

Maassen mencatat rute pengungsi dari Suriah dan Irak menuju Turki, Yunani dan utara negara Balkan sangat berbahaya. Dia juga mengungkapkan kekhawatirannya kelompok radikal yang berada di Jerman merekrut pengungsi muda.

"Kami mengamati kelompok radikal secara spesifik mendekati pengungsi di pust penampungan. Sudah ada 100 lebih kasus ini," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement