REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepala intelijen Jerman meminta dilakukan prosedur yang tertib terkait penanganan masuknya ribuan pengungsi setiap hari ke Jerman.
Presiden badan intelijen dalam negeri BfV Hans-Georg Maassen mengatakan para ekstremis bisa mengambil kesempatan dari situasi migrasi yang terkadang kacau.
Serangan mematikan di Paris yang menewaskan 129 orang memicu debat atas pendekatan terbuka yang dilakukan Kanselir Jerman Angela Merkel terhadap pengungsi dan bagaimana memandang pengungsi dengan lebih baik.
"Ada kemungkinan teroris datang bersama pengungsi, tapi kami menganggapnya kemungkinan kecil. Bagi otoritas keamanan penting memberlakukan prosedur yang tertib terkait pengungsi yang masuk ke Jerman dan penerapan prosedur pengungsi," ujarnya, Ahad (15/11).
Meski polisi Jerman melakukan pemeriksaan paspor di pos perbatasan dan wilayah perbatasan, ribuan pengungsi diperkirakan masuk ke Jerman tanpa melalui pemeriksaan.
Maassen mencatat rute pengungsi dari Suriah dan Irak menuju Turki, Yunani dan utara negara Balkan sangat berbahaya. Dia juga mengungkapkan kekhawatirannya kelompok radikal yang berada di Jerman merekrut pengungsi muda.
"Kami mengamati kelompok radikal secara spesifik mendekati pengungsi di pust penampungan. Sudah ada 100 lebih kasus ini," katanya.