REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras teror penembakan dan bom yang terjadi di kota Paris pada Jumat (13/11) malam waktu setempat.
"NU tegas mengutuk aksi kelompok teror atas nama ISIS tersebut," ujar Slamet Effendi Yusuf, Wakil Ketua PBNU kepada Republika.co.id, Ahad (15/11).
Di sisi lain ia berharap tragedi Bom di Paris dan Beirut pada sehari sebelumnya menjadi pelajaran pada dunia internasional bahwa langkah-langkah politik pemusnahan satu kelompok radikal harus dilakukan dalam forum internasional yang sah, seperti dewan keamanan PBB.
"Jadi bukan inisiatif negara adidaya, sehingga aksi balas dendam kelompok itu mengarah kepada negara-negara tertentu yang dianggap negara inisiator pemberantasan kelompok radikal," tambahnya.
PBNU juga berharap ke pemerintah indonesia khususnya BNPT meningkatkan kewaspadaan. Bagaimanapun faktanya jaringan ISIS di Indonesia sudah ada, seperti yang pernah melakukan ancaman terhadap Panglima TNI, Polri dan Banser NU. Jangan sampai pemerintah kecolongan seperti Prancis, terhadap jaringan yang terlihat kecil tapi sangat aktif ini.
Pihak keamanan di Indonesia dikatakanya harus mengambil langkah-langkah sistematis penanggulangan, meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi kelompok yang terkait jaringan ISIS di tanah air. Termasuk antisipasi kelompok radikal lokal yang memberikan efek rasa takut dan teror dan membahayakan stabilitas masyarakat indonesia.