REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) memperketat pengamanan sejumlah Kedutaan Besar di Jakarta, guna mengantisipasi adanya serangan lanjutan dari kejadian teror Paris pada kantor perwakilan negara-negara sahabat tersebut.
"Kapolda Metro Jaya telah merespon kejadian di Paris dengan memaksimalkan pencegahan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Mohammad Iqbal di Mapolda, Jakarta, Ahad (15/11).
(Baca: Serangan di Paris Bukan Perang Antara Barat Lawan Islam)
Ia menuturkan hingga saat ini patroli sudah dilakukan di Kedutaan Besar Amerika, Australia, dan sejumlah kantor perwakilan negara-negara Eropa. Tim gabungan dari Brigade Mobil (Brimob), Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polda Metro Jaya serta personel dari Polres dan Polsek sekitar,telah dikirim kepolisian sejak sehari yang lalu untuk mengamankan lokasi selama 24 jam.
"Penjagaan juga dibantu teman-teman dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Metro, yang tadinya hanya dikirim satu unit, sekarang sudah ditambah menjadi dua unit," tambahnya.
Menurut Iqbal, tim gabungan tersebut akan tetap "menebalkan" pengawasan masing-masing kawasan itu, sampai adanya pernyataan aman yang didapatkan dari evaluasi kepolisian.
"Ini bukan permintaan pihak kedubes, tapi murni pelayanan kepolisian karena kejadian di Paris itu kita anggap sebuah 'warning', dan kita tidak mau kecolongan, misalnya 'jebol' di sini, negara kita kan namanya juga jadi gak bagus," ujar Iqbal.
(Baca: Pelaku Serangan di Paris Ternyata Warga Prancis)
Sebelumnya, terjadi serangan bersenjata yang menewaskan lebih dari 100 orang di gedung konser Bataclan di Paris, Perancis, pada Jumat (13/11) malam. Pada hari yang sama juga terjadi ledakan bom di dekat stadion Stade de France yang sedang menggelar pertandingan antara tim nasional Perancis melawan Jerman. Sebanyak lima orang dilaporkan tewas pada ledakan bom di sekitar stadion tersebut.