REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan studi Setara Institute terhadap evaluasi kinerja kabinet kerja Jokowi menyimpulkan 10 menteri dengan kinerja terbaik dan 10 menteri kinerja terburuk. Survey ini dilakukan secara kualitatif memakai dasar RPJMN dan data dari liputan media masa.
Direktur Riset SETARA Institute, Ismail Hasani mengatakan 10 menteri terbaik antara lain, Susi Pudjiastuti, Tjahjo Kumolo, Ferry Mursyidan Baldan, Anies Baswedan, Yuddy Chrisnandi, Pramono Anung, Lukman Hakim, Retno Marsudi, Marwan Jafar dan Hanif Dakiri. Susi masih menduduki peringkat pertama sebagai menteri dengan kinerja terbaik. Ia memperoleh nilai 8,29.
Menteri yang berlatar belakang non parpol seperti Susi, Anis dan Retno memiliki skor tinggi utamanya ditopang oleh variabel kompetensi dan kepemimpinan. Meskipun minim dukungan politik, namun ketiga menteri tersebut mampu melakukan kinerja dengan baik.
"Namun berlatarbelakang profesional bukan berarti mereka tidak punya catatan buruk. Mereka diangkat karena kompeten, yakin dan mampu. Standar penilain juga harus lebih tinggi," ujar Ismail, Ahad (15/11).
Sedangkan 10 menteri terburuk antara lain, Rizal Ramli, Arief Yahya, Sudirman Said, Nila F Moeloek, Rini Soemarno, Yasonna Laoly, Bambang Bodjonegoro, Yohana Yambise serta Thomas Lembong.
Nama nama ini disebut tidak bisa memuaskan rakyat. Beberapa menteri dari latar belakang parpol dianggap tidak bisa berperan secara baik. Khusus untuk Jaksa Agung HM Prasetyo dinilai kinerja buruk sebab dirinya mempunyai kekerabatan partai dan dikaitkan dalam kasus Gatot Pujo.
Dari hal ini, Ismail mengatakan pada resuffle jilid II, Jokowi JK didorong untuk memberikan perhatian pada menteri non parpol. Studi ini merekomendasikan agar menteri menteri yang memiliki kinerja buruk bisa dievaluasi dan menjadi fokus utama resuffle.