REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati kontra terorisme Harits Abu Ulya meyakini teror Paris adalah analog kecil dari peristiwa runtuhnya WTC pada 11 September 2001. Peristiwa WTC bisa dianggap sebagai artikulasi penting dari akumulasi perlawanan sporadis kelompok Islam terhadap imperialisme Barat dan AS, yang menjadi representasi utamanya.
Dia menjelaskan, teror Paris juga bisa dianggap sebagai representasi perlawanan di kandang musuh atas pilihannya terlibat konflik berdarah di Suriah. Dan, teror yang terjadi tidak bisa dinegasikan korelasinya dengan konteks perang dan bukan semata-mata terorisme.
"Hari ini kita juga menyaksikan konflik akut di dunia Islam, khususnya dikawasan Timur Tengah tidak bisa di katakan steril dari campur tangan dunia Barat," kata direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) kepada Republika, Senin (16/11).
Bahkan, menurut Harits, mereka melanjutkan deklarasi Global War on Terrorism dengan memobilisasi kekuatan koalisi negara-negara Barat yang berkonfrontasi langsung di Aghanistan, Irak, dan terkini adalah Suriah. Tindakan koalisi itu disambut dengan perlawanan dari berbagai komponen di Suriah yang memiliki beragam ideologi maupun kekuatan.
Mengikuti rational framework secara konsisten, Harits menyimpulkan benang merah mengapa Paris, Prancis menjadi sasaran target teror dari kelompok ISIS. Alasannya, karena Prancis terlibat dalam konflik Suriah bersama negara koalisi adalah jawabannya.
Di samping itu, Prancis juga menjadi negara terbuka yang mengaminkan peluang munculnya tindakan yang melahirkan ketersinggungan yang amat sangat terkait dengan dimensi keyakinan. Meski di sisi lain, baginya target besar di balik serangan teror sangat mungkin bukan sekadar 'dendam' atau perlawanan atas Prancis, tapi menebar teror secara meluas untuk semua negara Barat yang ikut campur tangan dalam peperangan di Suriah.
"Sekaligus sebagai sinyal jawaban atas apa yang terjadi di Suriah dan sekitarnya, berikut memancing semua negara-negara Barat masuk terseret jauh dalam kubangan konflik Suriah khususnya," ujarnya.