Senin 16 Nov 2015 16:46 WIB

Pengebom Bunuh Diri Kedua di Prancis Berhasil Diidentifikasi

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
 Ratusan orang menghadiri do'a bersama untuk menghormati korban serangan teroris di Paris di Martin Place Sydney.
Foto: abc news
Ratusan orang menghadiri do'a bersama untuk menghormati korban serangan teroris di Paris di Martin Place Sydney.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sumber yang dekat dengan penyelidikan, Ahad (15/11) mengatakan, tubuh seorang pembom bunuh diri kedua yang terlibat dalam serangan Paris, Prancis, telah diidentifikasi. Meskipun belum jelas apakah ia warga Prancis atau Belgia.

Kedua sumber mengatakan dia adalah salah satu dari tiga bersaudara yang terlibat dalam serangan, dan bahwa tubuhnya ditemukan di konser Bataclan. Konser ini menjadi tempat pembantaian 89 orang yang ditembak mati.

Belgia mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional pada hari Minggu untuk seorang pria yang diduga telah mengambil bagian dalam pembunuhan Paris. Otoritas Perancis dan Eropa mengejar tersangka yang terkait dengan serangan.

‘’Tersangka tinggal di lingkungan Molenbeek Brussels,’’ sumber tersebut menambahkan seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (16/11).

(Baca: Ketakutan Melanda Muslim di Prancis)

Pada Ahad dini hari, polisi mengatakan, mobil kursi hitam yang digunakan oleh orang-orang bersenjata yang menembaki orang di restoran selama serangan di Paris pada Jumat telah ditemukan di pinggiran timur Montreuil.

‘’Enam orang yang dekat dengan tersangka pertama serangan konser Bataaclan yang diidentifikasi, Omar Ismail Mostefai telah ditahan, termasuk ayahnya, kakak dan adik ipar,’’ kata sumber hukum dan polisi.

(Baca: Aktivitas Transportasi di Prancis Kembali Berangsur Pulih)

Tubuh pria yang berwarga Prancis berusia 29 tahun itu ditemukan dan diidentifikasi di ruang musik Bataclan ketika tiga pria bersenjata yang mengenakan rompi bunuh diri menembaki penonton di paling berdarah dari serangkaian serangan di Paris disalahkan pada kelompok militan Islam.

‘’Omar dikonfirmasi sebagai salah satu penyerang dikenal polisi sebagai dekat dengan Islam radikal, tetapi tidak pernah terkait dengan penyelidikan terorisme,’’ kata jaksa Paris Francois Molins. Jaksa Molins mengatakan tujuh orang bersenjata tewas dalam serangan yang dilakukan tiga tim yang terkoordinasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement