Senin 16 Nov 2015 17:26 WIB
Serangan Teror Paris

Pelaku Serangan Paris Gunakan PS4 untuk Komunikasi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nur Aini
PS4
Foto: Sony
PS4

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Para pelaku penyerangan di Paris, Prancis, diduga menggunakan Sony PlayStation untuk berkomunikasi. Berdasarkan laporan, setidaknya ada satu konsol permainan PlayStation 4 (PS4) diamankan di Belgia, tempat yang menjadi fokus penyelidikan terkait penyerangan tersebut. 

Para ahli keamanan mengatakan beberapa permainan menyediakan tempat untuk menyembunyikan pesan nonverbal. Beberapa hari sebelum terjadinya penyerangan pada Jumat (13/11) waktu Paris, Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon telah menempatkan PS4 sebagai fokus intelijen. PS4 dinilai memiliki metode komunikasi paling sulit bagi otoritas intelijen untuk memerangi terorisme.

"Ini sangat sulit untuk kami (intelijen), tidak hanya bagi Belgia, tapi juga dunia internasional untuk mendeskripsikan komunikasi melalui PS4,” ujarnya, seperti dikutip dari The Sidney Morning Herald, Senin (16/11).

Direktur produk dan layanan keamanan informasi di Linus Information Security Solutions, Mike Thompson, mengatakan, kesulitan itu dikarenakan PlayStation menggunakan sistem operasi proprietary dengan jaringan komunikasi dan protokol sendiri yang dikenal sebagai PlayStation Network. Ini sulit dipecahkan.

“Mereka menggunakan sistem file proprietary dan perangkat keras yang juga dienkripsi sehingga membuat forensik (dan hacking) sangat sulit," katanya. Untuk memantau jaringan komunikasi yang efektif memerlukan alat khusus untuk PS4 yang dapat mengakses PlayStation Network dan akun pengguna. 

Direktur perusahaan keamanan informasi Threat Intelligence, Ty Miller, menyebut cukup sulit mengumpulkan intelijen dari platform permainan, seperti PS4 karena kehadirannya terdapat di berbagai lokasi. Permainan dan identitas pengguna dapat diubah untuk menghindari pihak berwenang. “Anda dapat mengubah identiitas dan lokasi setiap waktu, tapi tetap bisa berkomunikasi dari dalam, sehingga sangat menyulitkan untuk dilacak,” kata Miller.

Permainan juga rentan terhadap umpan serangan tempat platform dapat dibanjiri komunikasi palsu untuk mengalihkan perhatian. Menurut dia, petunjuk yang dicari lewat komunikasi permainan tersebut layaknya mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Di sisi lain, permainan itu menggunakan stenografi komunikasi normal dapat diubah menjadi pesan tersembunyi. Misalnya, teroris bisa berkomunikasi lewat kerangka permainan yang membuatnya sulit dibedakan apakah itu peristiwa di dunia nyata atau hanya di permainan saja. Subjek kekerasan di banyak video permainan populer mungkin menyediakan banyak ruang untuk pesan tersebut.

“Misalnya, dua teroris sedang berperang dalam permainan "Call of Duty" dan membicarakan apa yang akan mereka tembak,” kata pakar keamanan IT, Troy Hunt. Hingga kini, pihak PlayStation belum berkomentar akan adanya dugaan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement