Senin 16 Nov 2015 17:41 WIB

Pemerintah Diminta Segera Buka Trek Pendakian Rinjani

Gunung Rinjani salah satu objek wisata di Lombok, NTB.
Foto: Antara
Gunung Rinjani salah satu objek wisata di Lombok, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk segera membuka kembali trek pendakian Gunung Rinjani yang ditutup akibat erupsi anak gunung tersebut, Gunung Barujari. Pegiat pariwisata Lombok, khususnya Gunung Rinjani, menilai penutupan yang berlarut-larut akan mengganggu kehidupan ekonomi masyarakat seputar Rinjani.

“Sejak awal penutupan pun, itu keputusan yang tidak bersahabat dan tidak adil karena tak pernah mendengar dulu aspirasi masyarakat sekitar,” ujar Junaidi ‘John’ Surahman,  tokoh masyarakat lereng Rinjani dalam keterangannya kepada media,  Senin (16/11).

Junaidi yang telah puluhan tahun mengelola bisnis pendakian gunung mengungkapkan, masyarakat sekitar, khususnya para guide, menyesalkan keputusan pemerintah yang masih menutup trek Rinjani.

Menurut dia, selama ini Rinjani dikenal dan mendapatkan berbagai penghargaan dunia. Semua itu, kata Junaidi, bisa tercapai karena melibatkan dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar, khususnya para treker guide.  

Junaidi memaparkan, Rinjani dikenal sebagai gunung dengan tata kelola terbaik di Asia Tenggara. Tak cuma, kata dia, Rinjani telah mendapatkan berbagai penghargaan dunia sebagai tempat wisata berbasis ekologi dan masyarakat. Penghargaan itu antara lain World Legacy Award dari Conservation International and National Geographic Traveler pada 2004, tiga besarTourism for Tommorow Award dari World Travel & Tourism Council, serta finalis Tourism for Tommorow Award pada 2007.

Semua itu, kata dia, tak pernah lepas dari keterlibatan penuh masyarakat sekitar. Terkait dengan keselamatan, ia mengatakan yang paling peduli dengan keselamatan para trekker tentu saja para guide, karena para wisatawan itulah sumber nafkah mereka.

“Jadi, selalu ada alternatif trek yang aman,” papar Junaidi.  Ia menambahkan, selama 20 tahun lebih berkecimpung dalam dunia pendakian Rinjani, Barujari bukan hanya kali ini saja meletus.  Tahun 1994 letusannya bahkan tergolong luar biasa. Juga pada 2004, sepanjang April 2009 hingga Juni 2010. “Sepanjang itu pendakian bisa tetap berjalan, dan tak ada korban,” cetusnya.

Pihaknya meminta agar otoritas yang bertanggung jawab terhadap Rinjani bisa segera membuka kembali jalur pendakian gunung tersebut. “Lebih dari 500-an keluarga menggantungkan hidup dari pendakian Rinjani,” kata dia.

Harapan para pegiat pariwisata itu mendapat dukungan dari Pemprov NTB. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Fauzal sepakat bahwa jalur pendakian Gunung Rinjani agar segera dibuak kembali.

“Kalau kelamaan ditutup, kasihan juga mereka yang menggantungkan hidup dari gunung itu,” ujar Fauzal. Ia juga tidak menampik bahwa di masa lalu erupsi Barujari itu justru menjadi tontonan tutis.

Namun, kata dia, sekarang otoritas yang menentukan dibuka dan ditutupnya Rinjani ada apada pengelola taman nasional dan BMKG. "Dengan standard-standard yang ada mereka menilai hal itu berbahaya sehingga menutup."  

Fauzal menduga, bisa saja ada hal-hal krusial yang tidak tersampaikan kepada para pegiat pariwisata di Rinjani, yang karena terbiasa menilai erupsi itu biasa saja. Ia menilai ada miskomunikasi antara otoritas yang berkaitan dengan urusan jalur pendakian Rinjani dengan para pegiat turisme di kawasan tersebut.

Ia berharap adanya komunikasi yang lebih baik di masa depan. Fauzal memahami  penutupan Rinjani ini cukup berdampak bagi masyarakat yang mengandalkan hidup dari pariwisata. "Semoga bisa segera kita buka lagi."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement