Senin 16 Nov 2015 22:15 WIB

'Penyajian Pelajaran Sejarah Masih Membosankan'

Sejumlah siswa melihat koleksi diorama sejarah milik Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu, (20/5).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah siswa melihat koleksi diorama sejarah milik Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu, (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyampaian materi sejarah perlu dikemas secara dinamis sehingga minat siswa mempelajari identitas serta jati diri bangsa Indonesia meningkat, kata seorang akademisi.

"Dengan dikemas dinamis tidak ada lagi yang berkomentar materi sejarah membosankan," kata Pengajar Program Studi Kajian Media dan Budaya Populer Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Budiawan di Yogyakarta, Senin (16/11).

Menurut Budiawan, hingga saat ini banyak siswa yang menghindari pelajaran sejarah karena dianggap statis dan membosankan. Padahal, melalui materi itu pembentukan karakter diri untuk mencintai tanah air mudah terbentuk. "Patriotisme serta nasionalisme mudah terbentuk dengan mendalami materi sejarah nusantara," kata dia.

Seharusnya dengan mengenali jati diri bangsa, maka kata Budiawan paham-paham transnasional atau prinsip impor dari luar negeri akan mudah disaring oleh para remaja. "Rasa cinta Tanah Air akan lebih menonjol," kata dia.

Kendati demikian, ia menyayangkan hingga kini masih banyak pengajar yang menyampaikan materi sejarah dengan metode klasik atau tekstual. Penyampaian materi sejarah secara dinamis, yang ia maksudkan adalah dapat berupa pembuatan animasi, drama, serta film pendek yang menceritakan substansi materi sejarah.

"Guru atau dosen misalnya dapat menugaskan siswa untuk membuat drama mengenai penokohan seorang pahlawan," kata dia.

Selain itu, sekolah juga perlu mewajibkan kunjungan ke museum sebagai bagian dari materi sejarah di sekolah. Dengan mengunjungi museum, menurut dia, sosok seorang pahlawan tidak hanya dikenali di medan perang seperti dalam buku pelajaran.

"Selain mengetahui kiprahnya di medan perang, melalui benda-benda di museum banyak yang bisa diteladani, misalnya hobi, kepribadian, bahkan kedekatan seorang pahlawan dengan keluarga," kata Budiawan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement