Selasa 17 Nov 2015 08:28 WIB

'Agama Hanya Jadi Senda Gurau dan Lucu-lucuan'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Damanhuri Zuhri
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah stasiun televisi swasta di Indonesia dinilai banyak menayangkan program dengan kualitas rendah, tidak berbobot. Sebagian besar stasiun televisi di Indonesia hanya menyuguhkan tontonan lucu-lucuan.

Bukan pula melawak, disebut lucu pun tidak. Berbeda di era-era sebelumnya grup lawak benar-benar lucu dan punya bobot dengan kritikan sosialnya.

"Itu dari segi jika memang stasiun televisi saat ini mau disebut menghibur dan membuat lucu-lucuan tapi sayangnya tidak berkelas," ungkap koordinator aksi, Dedi Hermanto dalam siaran persnya, semalam.

Lantas bagaimana dengan program dakwah tapi dibuat lucu-lucuan? Yang ada, kata dia, bisa berakibat pada pelecehan dan penyimpangan, serta keluar dari akhlak dan Islam, meskipun sedang mendakwahkan ajaran Islam. ''Agama jadi senda gurau dan bahan lucu-lucuan,'' jelasnya.

Apalagi jika program itu dengan sengaja menampilkan sosok yang dari segi keilmuan dan kompetensinya dalam Islam masih jauh, hanya lantaran yang bersangkutan lucu dan memenuhi syarat untuk mendapatkan rating tinggi dan mendulang iklan yang banyak.

Ini, kata Dedi, jelas berbahaya dan bisa menyesatkan, karena tidak berpijak pada keilmuan dan kemampuan yang bersangkutan dalam menyampaikan ajaran Islam.

Menurut dia, sejumlah dai di stasiun televisi jika diamati masih perlu menambah ilmunya lagi sehingga benar-benar berfungsi sebagai //basyiron, nadziron, wadaa'iyan ilallaahi bi idznihii wa siroojan muniiron//.

Salah satunya, kata Dedi, Ustaz Maulana yang dinilai telah melontarkan kalimat menyimpang dari ajaran Islam terkait dalam soal kepemimpinan.

Menurut dia, seorang ustaz hendaknya sungguh-sungguh mengajak manusia, termasuk dirinya, untuk beriman kepada Allah SWT dan mengingkari selain Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.

Sayangnya, kata dia, masih banyak dai di stasiun televisi yang jauh dari tujuannya sebagai juru dakwah sebagaimana tujuan dalam dakwah yang dimaksud dalam Islam.

"Lebih memprihatinkan lagi, bahkan ada kemudian sosok-sosok yang tidak layak jadi dai, tetapi tampil di televisi dan disebut ustadz," ujarnya. Akibatnya, banyak isi ceramahnya yang tidak sesuai dengan Islam.

Dedi mengatakan selama ini diketahui banyak isi ceramah yang bersangkutan tidak sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah, tidak melandasi pernyataannya dengan dasar Alquran dan Sunnah serta cenderung lebih mengedepankan lucu-lucuannya ketimbang sungguh-sungguh menyampaikan Islam yang benar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement