Selasa 17 Nov 2015 15:14 WIB

Jokowi dan JK Marah Namanya Dicatut Setnov

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas, di kantor Presiden, Jakarta, Jumat (23/10).
Foto: Setkab
Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas, di kantor Presiden, Jakarta, Jumat (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku telah menegur Ketua DPR Setya Novanto terkait pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan dirinya dalam renegosiasi dengan PT Freeport Indonesia. Teguran ini disampaikannya saat Setya Novanto (Setnov) menghadap JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (16/11), kemarin.

Kendati demikian, tambah JK, Setnov mengaku tak terlibat dalam masalah pencatutan nama kedua pemimpin negara tersebut. "Ya tentu pastilah, tapi dia kan masih mengatakan tidak terlibat. Jadi kita tunggu saja," kata JK di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (17/11).

Tak hanya Wapres, menurut JK, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan kemarahannya terhadap oknum anggota DPR yang menjual namanya kepada perusahaan tambang tersebut. "Ya pastilah. Siapa tidak marah kalau dijual-jual namanya," kata JK.

Kemarin, Setnov menemui Wapres JK di kantor Wakil Presiden. Setnov mengaku, pertemuannya dengan JK dilakukan untuk mengklarifikasi tudingan terhadapnya terkait masalah ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyebut adanya politikus berpengaruh di DPR RI yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden dalam negosiasi terkait perpanjangan masa kontrak dengan perusahaan tambang Freeport. (Baca: Golkar Minta Pencatut Nama Jokowi Minta Maaf)

Menurut Sudirman, politikus itu juga meminta jatah saham Freeport untuk diberikan kepada presiden dan wakil presiden. Belakangan dalam wawancara ekslusif dalam program "Mata Najwa" di Metro TV, Sudirman membenarkan politikus yang dimaksud adalah Ketua DPR Setya Novanto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement