REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Band metalcore asal Adelaide I Killed the Prom Queen sedang dalam perjalanan pulang ke Australia setelah sebelumnya ditahan pemerintah Malaysia.
Lima anggota band tersebut ditahan di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur di akhir pekan setelah mereka tampil sebagai bagian dari Tur Beloved South East Asia.
Namun penampilan mereka ternyata tanpa menggunakan visa yang sesuai karena promotornya tidak melakukannya,
Menurut salah seorang gitarisnya, Jona Weinhofen dalam cuitannya Ahad, mereka mungkin akan dikenai tahanan antara empat sampai 14 hari.
Namun, Senin malam (16/11) Weinhofen memberikan cuitan lagi 'freedom' (bebas), dan menggambarkan pengalaman penahanan itu sebagai hal yang mengerikan.
"Sorry Malaysia, setelah pengalaman mengerikan ini, saya kira kami tidak akan kembali dengan segera." katanya.
Weinhofen mengatakan mereka sudah dibebaskan, dan tidak akan ada lagi tindakan yang diambil terhadap mereka. Dia mengatakan pihak imigrasi meminta maaf kepada band dan mengakui yang salah adalah pihak promotor.
Weinhofen juga memberikan jawaban atas pendapat seorang pengikut band itu yang mengatakan Australia juga akan melakukan hal yang sama terhadap siapa saja yang masuk tanpa visa.
"Penanganan yang tidak semestinya terhadap siapa saja dalam situasi imigrasi bukanlah hal yang benar di negeri mana saja." kata Weinhofen.