REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, untuk memperkuat industri besi baja nasional pemerintah mendorong agar industri dalam negeri dapat mengembangkan produknya. Hal ini untuk meningkatkan daya saing dalam rangka memenuhi konsumsi baja di dalam negeri maupun ekspor.
"Industri besi baja nasional sangat dipengaruhi oleh perkembangan baja dunia," ujar Putu di Karawang, Jawa Barat, Selasa (17/11).
Menurut Putu, adanya tekanan krisis global maka menyebabkan industri baja mengalami tekanan dari sisi pemasaran. Hal tersebut juga diperburuk dengan perlambatan ekonomi yang membuat permintaan global terhadap baja dan besi menurun.
"Meski pertumbuhannya rendah, perekonomiam Indonesia masih tumbuh sehingga kita harus tetap menjaga daya saing dan pendalaman struktur yang baik untuk menghadapi persaingan global," kata Putu.
Putu menjelaskan, besi dan baja merupakan salah satu industri prioritas yang memegang peranan penting bagi pengembangan industri nasional. Jumlah perusahaan industri baja nasional dari hulu dan hilir sebanyak 1167 perusahaan, dan sebanyak 29 diantaranya merupakan pabrik pipa las.
"Industri besi baja sangat strategis, sehingga harus kita jaga jangan sampai ada yang tutup," kata Putu.
Secara keseluruhan industri baja nasional hulu dan hilir mampu menyerap 300.309 orang tenaga kerja, serta memiliki kapasitas sebesar 37 juta ton per tahun. Indonesia tidak boleh kalah dengan Thailand dan Malaysia yang sudah lebih dulu mengambil tindakan perlindungan industri di negaranya.