REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Kesejahteraan berniat menambah modal maksimal Rp 200 miliar untuk menopang ekspansi kreditnya tahun depan. Direktur Utama Bank Kesejahteraan Sasmaya Tuhuleley berharap tambahan modal itu bisa diperoleh awal tahun depan dari para pemegang saham.
Ada tiga skenario yang dipersiapkan manajemen Bank Kesejahteraan untuk menambah modal. Tambahan modal dari pemegang saham merupakan opsi pertama. Bila pemegang saham tak berniat memberikan suntikan tambahan modal, Sasmaya menyatakan, manajemen akan mencari investor baru yang mau menanamkan modalnya.
"Kalau investor baru tak ada juga, maka kita akan menerbitkan sub debt maksimal Rp 200 miliar," ujar dia di Jakarta, Selasa (10/11).
Bank Kesejahteraan membutuhkan tambahan modal untuk mendongkrak kinerjanya. Saat ini kredit yang disalurkan Bank Kesejahteraan untuk koperasi PNS dan perusahaan swasta senilai Rp 1,6 triliun.
Mayoritas saham Bank Kesejahteraan dimiliki Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP RI) sebesar 48 persen. Berikutnya, saham perseroan dipegang oleh Reliance Securities (sekitar 20 persen), Recapital Advisor (19 persen), dan sisa saham minoritas dimiliki PT Taspen, Dana Pensiun Asuransi Jasa Raharja, Dana Pensiun Asuransi Jasa Indonesia serta Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE).
Saat ini, Bank Kesejahteraan masuk dalam kelompok Bank BUKU 1 dengan fokus bisnis pada koperasi. Sasmaya menargetkan perseroan akan menjadi bank fokus pegawai dengan menjadikan koperasi sebagai mitranya dengan menjadi bank BUKU 2 pada 2017. Pada 2020, bank diharapkan memiliki total aset sebesar Rp 12,6 triliun dengan total ekuitas Rp 1,4 triliun.
Saat ini mayoritas nasabah Bank Kesejahteraan adalah koperasi-koperasi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sasmaya juga mengungkapkan rencana perseroan yang bakal melepas sahamnya ke publik pada 2017 atau 2018. Ia menginginkan penawaran saham publik terbatas kepada seluruh koperasi khususnya milik PNS. "Karena sekarang saja ada sekitar 12 ribu koperasi PNS," ujarnya.
Sasmaya memasang target perolehan dana dari penawaran saham publik itu senilai Rp 500 sampai 600 miliar dengan porsi saham yang dijual 35-40 persen. Untuk menopang kinerja perseroan, ke depan, manajemen juga akan mengarahkan produk-produknya dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Sebagai bagian dari langkah konsolidasi, Sasmaya menyatakan, sampai semester kedua tahun ini, perseroan telah melakukan beberapa inisiatif. Perseroan baru-baru ini meluncurkan produk tabungan SimPel, mendirikan sentra kredit konsumer, dan menjalin kerja sama dengan PT Pos untuk membiayai pensiunan.