Selasa 17 Nov 2015 23:32 WIB

Kapal Penumpang di Tanjung Perak tak Pernah Ukur Beban Muatan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Hazliansyah
Sejumlah korban dari tenggelamnya kapal Rool On-Roll Off (RoRo) KM Wihan Sejahtera yang telah dievakuasi berada di Gapura Nusantara, Dermaga Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/11).  (Antara/Zabur Karuru)
Sejumlah korban dari tenggelamnya kapal Rool On-Roll Off (RoRo) KM Wihan Sejahtera yang telah dievakuasi berada di Gapura Nusantara, Dermaga Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/11). (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapal-kapal penumpang yang bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, diketahui tidak pernah mengukur beban muatan. Begitu juga KM Wihan Sejahtera, kapal ro-ro bermuatan 212 orang dan 43 truk fuso, yang tenggelam di perairan Teluk Lamong, Surabaya, Senin (16/11).

Informasi tersebut dismpaikan Anang, staf Bagian Penjagaan, Patroli dan Penyidikan (P3) Syahbandar Utama Tanjung Perak. Anang mengakui, truk-truk yang berisi muatan tidak pernah menimbang terlebih dahulu beban kendaraan dan muatan mereka.  

Menurut Anang, pihak Syahbandar biasanya hanya melihat dari garis batas lambung kapal untuk menilai aman atau tidaknya kapal yang hendak berlayar. Ia mengaku menyadari, pengukuran beban muatan penting untuk mengatur kendaraan di dalam kapal.

“Sekarang kendaraan sama-sama tronton, tapi enggak tahu yang mana yang berat,” ujar Anang kepada Republika.co.id di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.