Rabu 18 Nov 2015 08:46 WIB

Driver Gojek Hanya Ingin Tarif Kembali Normal

Rep: c30/ Red: Angga Indrawan
Pengemudi Gojek sedang menunggu penumpang.
Foto: Republika/Wihdan
Pengemudi Gojek sedang menunggu penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Sejak server Gojek update versi 77 terjadi penurunan upah tanpa sepengetahuan para pekerja Gojek. Dari upah awal empat ribu per kilo meter, kini hanya tiga ribu rupiah.

"Sebensrnya para gojek hanya minta tarif dikembalikan seperti biasa, empat ribu rupiah dan tidak melakukan potongan tanpa sepengetahuan para driver," ujar Reinold salah satu driver gojek kepada Republika.co.id, ditemui di Kemang, Jakarta, Selasa (17/11).

Reinold merasa pemotongan sepihak ini tidak adil, tidak seharusnya perusahaan melakukan hal demikian. Jika sebelumnya ada upaya sosialisasi maupun diskusi dengan para driver, Reinold masih memaklumi. Tapi ini, lanjutnya, sama sekali tidak ada informasi.

Tidak hanya berhenti pada penurunan upah, server gojek yang sering error menurut Reinold sangat menghambat kerja dan merugikan. Siang ini saja sambungnya, masih sempat error.

"Upah tiga ribu per kilo meter ini sudah   sangat kecil. Ditambah lagi dengan jaringan server pusat yang sering error jadi deh para gojek mengeluh," tutur Reinold saat bertemu mengenakan jaket hitam.

Keluhan lain juga datang karena tidak adanya penjelasan dari pusat untuk para driver/ gojek yang diberhentikan. Mereka hanya ditelepon untuk ke kantor dan mengembalikan helm serta jaket gojek. "Sudah hampir dua bulan ini, kira-kira ada 3000-5000 orang yang dipecat dan mereka melakukan pemecatan tanpa alasan yang jelas," ungkap pria asal Depok ini.

Hal tersebut semakin membuat geram sebagian supir gojek tak tertahankan. Beberapa alasan itu yang memicu sebagian pengendara gojek berdemo di kantor pusat Gojek. "Dengan demo yang kemaren itu kita harapkan CEO gojek tidak tutup mata dan telinga serta mau memberikan solusi," ungkapnya penuh harap.

Video: Fenomena Aneh, Sungai Es Mengalir di Gurun Arab

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement